Marketnews.id Perjalanan pasar modal Indonesia sudah memasuki usia ke 43. Dapat dikatakan pasar modal Indonesia sudah matang dan dari segi instrumen maupun produk investasi yang ditawarkan sangat beragam. Nilai transaksi hingga nilai kapitalisasi tidak kalah dengan bursa regional. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir BEI memilki kinerja mengalahkan bursa yang ada di regional Asean.
Presiden Joko Widodo mengapresiasi kinerja positif PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait capaian jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) hingga hari ini yang sebanyak 35 Perusahaan Tercatat.
“Sebanyak 35 saham baru di tahun ini merupakan jumlah IPO tertinggi di bursa Asean,” kata Jokowi dalam pidato singkat secara virtual pada perayaan 43 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia yang bertema “Memperkuat Stabilitas Pasar Modal pada Era New Normal” di Jakarta, Senin (20/8).
Selain itu, Presiden juga mengapresiasi kinerja Self-Regulatory Organization (SRO) pasar modal mengenai pencapaian total investor yang mencapai 3 juta investor atau meningkat tiga kali lipat dari posisi di akhir 2016. “Sekarang ini ada 3 juta investor. Saya sangat mengapresiasi capaian ini,” ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, saat kondisi perekonomian dihadapkan pada situasi ketidakpastian, namun industri pasar modal nasional mampu menunjukan daya tahan dan menjaga stabilitas di market. Bahkan, kata Presiden, sebelumnya sempat terbayangkan industri pasar modal bakal terpuruk di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi mengatakan, saat ini jumlah emiten saham yang mencatatkan saham di Bursa sebanyak 35 Perusahaan Tercatat di 2020. Pada pembukaan perdagangan hari ini, pencatatan perdana saham dilakukan oleh PT Sumber Global Energy Tbk (SGER).
“Jumlah perusahaan tercatat di pasar modal kita merupakan yang tertinggi di Asean dalam tiga tahun berturut-turut. Total investor juga sudah mencapai 3,02 juta atau meningkat tiga kali lipat sejak 2016,” ujar Inarno sembari menyebutkan bahwa investor ritel aktif jumlahnya meningkat, meski kondisi pandemi Covid-19.