Marketnews.id Dahsyat, pengaruh pendemi Covid-19 buat industri penerbangan dunia. Bila analisa Moody’s ini benar adanya, tentu pengaruhnya terhadap industri atau jasa dibawahnya akan ikut berdampak. Pelaku usaha dan Pemerintah tentu nya sudah memiliki rencana komprehensif agar jasa penerbangan khususnya dan pariwisata umum nya dapat mengantisipasi situasi ini.
Moody’s Investors Service memperkirakan, jumlah penumpang maskapai global tidak akan kembali ke level pra-virus Corona setidaknya hingga 2023.
Dilansir Bloomberg, Jumat (17/7/2020), permintaan maskapai global yang masih rendah tersebut akan berpengaruh terhadap pemulihan maskapai penerbangan dan bandara. Dalam analisis tersebut, produsen pesawat misalnya Boeing Co. and Airbus SE akan menjadi pihak terakhir yang bakal pulih saat industri perjalanan mulai stabil.
Laporan Moody’s Investors Service menyatakan, permintaan melorot lebih dari 90 persen akibat pandemi Covid-19 yang berimplikasi terhadap ekonomi global. Industri maskapai penerbangan berkontribusi mencapai 3 persen terhadap produk domestik bruto global pada tahun lalu.
Moody pun mengemukakan, kunci pemulihan sektor ini terletak pada penemuan vaksin untuk Covid-19. Sementara itu, pemerintah diperkirakan bakal terus memberikan dukungan stimulus bagi industri ini untuk bertahan hidup.
“Ketika vaksin kemungkinan tidak akan ada sebelum 2021, dan kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama hingga vaksin bisa mengatasi potensi mutasi virus, dukungan tambahan dari pemerintah masih dibutuhkan,” dikutip dari laporan itu.
Laporan ini juga mengindikasikan adanya perubahan terhadap perjalanan jarak jauh. Hal in ditunjukkan dengan beberapa maskapai yang memperluas operasi point to point dan yang lainnya beralih ke penerbangan hub to hub, atau mengandalkan mitra kerja sama untuk menyelesaikan perjalanan.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh bisnis yang berkaitan dengan industri penerbangan di Indonesia. Pergerakan manusia baik untuk bisnis maupun wisata tetap harus difasilitasi oleh pemerintah maupun dunia usaha meski tetap menerapkan protokol kesehatan. Tentunya, bisnis pariwisata dan turunannya tidak harus menunggu tiga tahun untuk beraktifitas kembali agar perekonomian terus bergerak dengan protokol kesehatan yang ketat.