Marketnews.id Pandemi Covid-19 kini jadi alasan utama mengapa kinerja perusahaan mengalami penurunan tajam, bahkan tidak sedikit emiten yang mengalami kerugian akibat pendemi ini. Pembatasan Berskala Besar sebagai salah satu penyebab kinerja terhambat karena perusahaan gagal mencapai target yang dikehendaki oleh pemegang saham.
Manajemen PT Adhi Karya (Persero) Tbk menyebutkan, laba bersih perseroan pada Kuartal I-2020 mengalami penurunan hingga lebih dari 75 persen (year-on-year) akibat kinerja operasional terganggu kondisi pandemi Covid-19.
Berdasarkan keterbukaan informasi ADHI yang merespons pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Jumat (29/5), kelangsungan usaha Adhi Karya terganggu oleh kondisi pandemi Covid-19, lantaran perseroan melakukan pembatasan sebagian kegiatan operasional dalam tiga bulan pertama tahun ini.
Pada Kuartal I-2020, ADHI melakukan pembatasan pengerjaan proyek, terutama pada lokasi-lokasi proyek di wilayah yang terkena penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSBB ). Kegiatan operasional yang mengalami pembatasan ini bisa berkontribusi terhadap total pendapatan usaha sebesar kurang dari 25 persen.
Sehingga, total pendapatan usaha (konsolidasi) di kuartal pertama tahun ini diperkirakan akan menurun kurang dari 25 persen (yoy). Namun, manajemen ADHI memperkirakan penurunan laba bersih perseroan pada Kuartal I-2020 bisa lebih dari 75 persen (yoy).
Manajemen ADHI mengaku, kondisi pandemi Covid-19 berdampak pada perseroan dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok utang jangka pendek. Adapun nilai kewajiban jangka pendek tersebut sebesar Rp4 triliun.
Guna mempertahankan kelangsungan usaha, ADHI akan mengajukan perpanjangan (roll over) kepada perbankan atas cash loan dan non-cash loan jatuh tempo pada periode pandemi Covid-19 di 2020. Selain itu, perseroan akan menyesuaikan antara besaran investasi untuk proyek konstruksi dengan skenario penanganan Covid-19.