Marketnews.id Bisnis ritel termasuk bisnis yang berhasil survive mengahadapi tahun politik di 2019 lalu. PT Mitra Adiperkasa membuktikan lewat kinerja keuangan tahun lalu yang berhasil mengantongi laba yang signifikan.
Dikutip dari laporan keuangan konsolidasiannya per 31 Desember 2019 di halaman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/4/2020), laba bersih MAP bertumbuh 26,86 persen, dari semula Rp735,83 miliar menjadi Rp933,49 miliar pada 2019.
Hal ini membuat perseroan akan membagikan laba per saham atau earning per share untuk tahun buku 2019 naik menjadi Rp56 dari semula sebesar Rp44.
Kenaikan laba ini disumbang oleh pertumbuhan pendapatan bersih Rp21,58 triliun, naik 14,05 persen dari Rp18,92 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penjualan ritel baik ekstern maupun antar segmen menjadi penopang pendapatan bersih perseroan yakni Rp15,17 triliun atau setara 70,29 persen dari total omzet.
Sementara itu, pendapatan dari lini bisnis kafe dan restoran serta department store hanya menyumbang Rp3,1 triliun atau setara 14,38 persen dan Rp2,74 triliun atau setara 12,72 persen dari total penjualan bersih.
Secara geografis, pasar domestik masih menjadi target penjualan utama perseroan dimana mayoritas 92,46 persen omzet berasal dari Indonesia. Adapun, penjualan di Vietnam dan Thailand menyumbangkan penjualan sebesar 5,56 persen dan 1,81 persen dari total pendapatan.
Di sisi lain, beban pokok penjualan perseroan juga bertumbuh 14,72 persen menjadi Rp11,32 triliun diikuti dengan kenaikan beban penjualan serta beban umum dan administrasi masing-masing 9,54 persen dan 14,89 persen.
Adapun, MAP berhasil menekan habis beban keuangannya menjadi Rp212,42 miliar, turun 60,38 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp536,11 miliar.
MAP juga mencatatkan penurunan tipis dari pos liabilitas sebesar 0,06 persen menjadi Rp6,57 triliun, bersaman dengan itu pos ekuitasnya meningkat 21,58 persen menjadi Rp7,37 triliun.
Dengan demikian, hal ini membuat asetnya meningkat 10,33 persen, dari semula Rp12,63 triliun menjadi Rp13,94 triliun.
Terakhir, kas setara kas akhir tahun perseroan juga meningkat 28,65 persen menjadi Rp1,82 triliun, diakibatkan oleh kenaikan kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi.