Home / Otoritas / Bank Indonesia / Industri Perbankan Kokoh Hadapi Wabah Covid-19

Industri Perbankan Kokoh Hadapi Wabah Covid-19

Marketnews.id Stamina perbankan nasional saat ini bisa dibilang dalam kondisi prima. Setidaknya fundamental perbankan Indonesia saat sedang kokoh alias prima. Beberapa indikator diantaranya adalah permodalan Rp1.231 triliun, aset Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) Rp 128 triliun dan dana taktis program pemulihan ekonomi dari Pemerintah sebesar Rp150 triliun.

Ketahanan industri perbankan Indonesia di tengah wabah virus corona tetap kuat. Pasalnya perbankan Indonesia kini sudah memiliki buffer yang lebih kuat dibanding saat krisis ekonomi 1997 – 1998.


Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, mengatakan bahwa kuatnya buffer yang dimiliki perbankan saat ini berasal dari kombinasi berbagai komponen yang menopang. Komponen utama adalah modal bank itu sendiri sebesar Rp1.231 triliun.


“Selebihnya dari aset Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebesar Rp128 triliun. Ditambah dana taktis program pemulihan ekonomi dari pemerintah sebesar Rp150 triliun,” kata David dalam diskusi online Indonesia Macro Economic Update 2020 via Youtube, di Jakarta, Senin (20/4).


Walau demikian, David tetap mengingatkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun kalangan perbankan agar tetap waspada dan berhati-hati. Walau bagaimanapun, masih tetap ada risiko yang harus dihadapi akibat maraknya wabah virus corona. Salah satunya adalah meningkatnya rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).


“NPL bisa meningkat antara Rp160 triliun sampai Rp221 triliun,” ujar David.
Peningkatan NPL ini akan terjadi baik di penyaluran kredit segmen UMKM , komersial maupun korporasi. Peningkatan NPL bahkan juga diprediksi terjadi pada penyaluran kredit valutas asing.


“Pertumbuhan kredit juga diprediksi akan menurun. Akibatnya pendapatan bank diprediksi juga akan menurun,” tutur David.


Lebih jauh David memprediksi, industri perbankan juga akan mengalami penurunan Net Interest Marjin (NIM). Ini akibat penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia beberap kali dan berimpilikasi terhadap penurunan suku bunga kredit perbankan.
Ditambah makin banyaknya pengajuan restrukturisasi kredit akibat wabah Covid-19,” yang berdampak pada penurunan NIM tutup David.

Check Also

Grant Thornton Nasehati Kelas Menengah Cari Usaha Sampingan Hingga Kendalikan Utang

MarketNews.id-Grant Thornton Indonesia, perusahaan jasa keuangan  memberikan beberapa solusi keuangan yang dapat membantu kelas menengah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *