Home / Otoritas / Bank Indonesia / BI : Rupiah Menguat Inflasi Terkendali
Bank Indonesia governor Perry Warjiyo speaks during media briefing at Bank Indonesia headquarters in Jakarta, Indonesia, June 29, 2018. REUTERS/Willy Kurniawan

BI : Rupiah Menguat Inflasi Terkendali

Marketnews.id Angin sejuk berhembus ditengah kegundahan dan kegelisahan masyarakat menghadapi Pendemi Covid-19. Internasional Monetary Fund (IMF) menilai Indonesia salah satu negara yang masih memiliki prospek ekonomi yang baik di tengah himpitan Covid-19.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan cukup tajam dalam penutupan perdagangan di pasar spot Kamis sore (9/4). Pengakuan IMF akan prospek ekonomi Indonesia di tengah himpitan virus corona menjadi pemicu kekuatan.
Seperti diketahui, sore ini kurs rupiah ditutup pada level Rp15.800 per dolar AS. Posisi ini menguat 350 poin dibandingkan penutupan di perdagangan terakhir.


Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa pernyataan IMF bahwa Indonesia adalah salah satu negara di asia yang tahan akan resesi akibat pandemi virus corona mengakibatkan pasar kembali tertarik terhadap pasar Indonesia. “Sehingga wajar apabila arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri,” kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Kamis (9/4).


Di samping itu pemerintah akan menerbitkan tiga surat utang berdenominasi mata uang asing (global bond) senilai USD 4,3 miliar dengan tenor terpanjang 50 tahun atau setara Rp68,6 triliun dengan kurs Rp 16.000 per dolar AS.

Pernyataan baik oleh IMF ditambah kebijakan pemerintah terkait pandemic bond ini membawa angin segar bagi perekonomian dalam negeri.
“Selain itu para investor tahu bahwa fundamental ekonomi Indonesia sebetulnya cukup bagus sehingga rupiah kembali menguat dan penguatannya cukup tajam dan dibawah 16.000,” jelas Ibrahim.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi pada bulan April 2020 berada di kisaran 0,20 persen month to month (mtm), sedangkan inflasi secara year on year (yoy) akan berada di level 2,80 persen.


Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, hasil survei BI melalui kantor-kantor cabangnya menunjukkan bahwa harga-harga komoditas yang selama ini memberikan andil yang besar terhadap inflasi terpantau terkendali. Bahkan untuk beberapa komoditas barang terpantau mengalami penurunan harga.


“Memang biasanya jelang Ramadhan harga-harga meningkat (inflasi). Tapi adanya pembatasan sosial, yang biasanya musim mudik tapi pemerintah bilang jangan mudik, maka dengan berbagai pertimbangan itu tingkat kenaikan inflasi akan lebih rendah,” kata Perry melalui  video conference , Kamis (9/4).


Menurutnya, stabilnya harga sejumlah komoditas di berbagai daerah tidak lepas dari peran pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah ( TPID ) yang terus menjamin pasokan bahan pangan akan tetap terjaga, meskipun di tengah pandemi virus korona. Dengan asumsi tingkat inflasi tersebut maka sasaran inflasi yang ditetapkan pemerintah masih tetap terjaga di bawah target.


Sementara itu terkait dengan dampak nilai tukar rupiah terhadap inflasi, Perry menegaskan bahwa imbasnya hanya sedikit, bahkan cenderung tidak ada. Hal ini terjadi karena sejumlah kebijakan yang ditempuh BI mendorong tingkat kepercayaan investor sehingga nilai tukar rupiahpun terjaga dengan baik.


“Dampak nilai tukar terhadap inflasi rendah karena yang ditransmisikan terhadap kenaikan harga juga sangat kecil, lalu juga karena terjangkarnya ekspektasi inflasi,” ujarnya.

Check Also

BI Dan 8 Bank Perkuat Modal KPEI

MarketNews.id-Bank Indonesia dan delapan Bank  telah resmi menjadi  pemegang saham Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *