Marketnews.id Dibalik suatu peristiwa yang kurang menyenangkan, pasti ada hikmah dibalik nya. Buktinya, disaat semua pihak begitu panik mengahadapi virus Corona, berita baik datang dari hasil perdagangan nasional. Dimana neraca perdagangan nasional sepanjang Februari lalu justru mengalami surplus hingga USD2,34 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS), merilis neraca perdagangan pada bulan Februari 2020 terjadi surplus sebesar USD2,34 miliar. Catatan surplus ini diluar perkiraan lantaran terjadi di tengah kepanikan pasar akibat wabah corona. Catatan surplus tersebut ditopang oleh nilai ekspor pada periode tersebut sebesar USD13,94 miliar dan untuk nilai impor sebesar USD11,60 miliar.
Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti, mengatakan kinerja ekspor pada bulan Februari 2020 jika dibandingkan Januari 2020 (month to month / mtom) mengalami kenaikan 2,24 persen dari USD13,63 miliar menjadi USD13,94 miliar. Sementara jika dibandingkan periode Februari 2019 (year on year / yoy) juga mengalami kenaikan 11 persen dari USD12,56 miliar menjadi USD13,94 miliar.
“Dengan melihat perkembangan ekspor dan impor tadi, kita lihat pada Februari 2020 neraca perdagangan kita surplus USD2,34 miliar, cukup besar surplus kita. Penyebabnya,ini impor turun signifikan dan ekspornya naik,” kata Yunita dalam live streaming conference, Senin (16/3).
Untuk kinerja impor, Yunita menambahkan pada periode tersebut secara bulanan mengalami penurunan sebesar 18,69 persen dari USD14,27 miliar menjadi USD11,60 miliar. Sedangkan secara tahunan atau yoy juga mengalami penurunan 5,11 persen dari USD12,23 miliar menjadi USD11,60 miliar.
Sementara itu untuk neraca perdagangan secara kumulatif sejak Januari – Februari 2020 juga mengalami surplus sebesar USD1,70 miliar. Hal ini dicapai lantaran kinerja ekspor secara kumulatif mencapai USD27,57 miliar dan untuk impornya mencapai USD25,87 miliar.
Untuk nilai ekspor kumulatif, Yunita menambahkan, terjadi peningkatan sebesar 4,16 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar USD26,48 miliar. Sementara untuk nilai impor kumulatif pada periode tersebut mengalami penurunan 4,95 persen dari USD27,22 miliar menjadi USD25,87 miliar.
“Share impor non migas terbesar sepanjang Januari – Februari 2020 jenisnya adalah mesin dan peralatan mekanis senilai USD4,21miliar dengan kontribusi mencapai 19 persen. Lalu mesin dan perlengkapan elektrik senilai USD2,97 miliar dengan total sharenya (terhadap total impor) sebesar 13,41 persen,” pungkas Yunita.
Sebagai informasi, pelaksanaan konferensi pers oleh BPS kali ini dilaksanakan dengan tidak tatap muka langsung dengan awak media melainkan khusus dengan video streaming. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontak fisik secara langsung dengan mencegah penyebaran virus corona yang saat ini membuat resah.