Marketnews.id Tekanan terhadap otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin berat. Selain tidak singkronnya kebijakan yang diambil oleh otoritas bursa, pasar atau investor memiliki kaca mata berbeda. Otoritas berusaha agar bursa menjadi tempat terbaik buat investasi. Di sisi lain, pelaku bursa masih terus diburu dengan berbagai kasus yang saat ini sedang disidik dan dilidik oleh kejaksaan.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) belum beranjak dari teritori negatif pada perdagangan hari Selasa (17/3). IHSG menukik -4,99 persen (-234 poin) ke level 4.456.
Perdagangan di BEI sempat dihentikan sementara (trading halt) pukul 15.02 WIB setelah ambles 5 persen. Setelah itu perdagangan dilanjutkan pada pukul 15.32 WIB.
Indeks LQ45 -6,60% ke 683.
Indeks IDX30 -6,67% ke 375.
Indeks IDX80 -6,42% ke 94.
Jakarta Islamic Indes (JII) -6,41% ke 452.
Indeks Kompas100 -6,44% ke 861.
Indeks Sri Kehati -6,62% ke 282.
Indeks SM Infra18 -6,69% ke 194.
Nilai transaksi Rp7,03 triliun. Volume perdagangan sebanyak 50,67 juta lot saham. Investor asing net sell (jual bersih) -Rp1,01 triliun.
Nilai tukar rupiah melemah -1,68 persen ke level Rp15.150 terhadap USD (04.00 PM).
Seperti diketahui, BEI saat ini belum memiliki rencana penutupan bursa menyusul langkah serupa yang telah dilakukan oleh Filipina.
“Tidak ada rencana penutupan bursa,” ujar Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo saat dihubungi, Selasa (17/3/2020).
Laksono menegaskan sejauh ini BEI akan tetap menjalankan perdagangan meski diberlakukan kebijakan lockdown di Indonesia. Pihaknya mengklaim telah mempersiapkan langkah agar perdagangan saham dapat tetap berjalan.
Filipina telah menghentikan perdagangan saham, obligasi, dan mata uang hingga pengumuman lebih lanjut terhitung mulai, Selasa (17/3/2020).
Langkah itu ditempuh setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang menerapkan lockdown di Ibu Kota Filipina selama sebulan. Data juga menunjukkan pasar saham Filipina telah tergelincir 31,73 persen atau 2.479,89 poin hingga perdagangan, Senin (16/3/2020).
Di level Asia Tenggara, koreksi yang dialami pasar saham Filipina menjadi yang terendah kedua di bawah Thailand. Pasar modal Negeri Gajah Putih mengalami koreksi 33,64 persen hingga sesi, Senin (16/3/2020).
Sementara itu, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) harus dihentikan selama 30 menit, setelah indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 5,00 persen atau 234,558 poin ke level 4.456,099 pada, Selasa (17/3/2020), pukul 15:02 waktu JATS.
Penghentian sementara perdagangan saham di BEI ini menjadi yang ketiga kalinya sejak BEI mengumumkan kebijakan trading halt 30 menit apabila IHSG mengalami koreksi 5 persen. Langkah serupa ditempuh otoritas pada dua perdagangan pekan lalu.
Sebelumnya, Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan tren bearish tidak hanya melanda pasar saham dalam negeri. Dia menyebut, sejumlah negara juga mengalami tren serupa, seperti Bursa Thailand yang mencetak penurunan 10 persen hingga otoritas bursa di sana menghentikan perdagangan sementara.
Dia menerangkan, pihaknya sudah menerapkan berbagai upaya untuk menahan penurunan lebih dalam. Misalnya, BEI sudah mengubah batasan auto rejection bawah (ARB) menjadi minus 7 persen dari sebelumnya minus 10 persen.
“Ini semua agar supaya investor tidak ikut-ikutan menjual.Investor kami ajak rasional, jangan panik. Kalau dilihat secara mendalam, banyak perusahaan layak dikoleksi. sayang dijual saat ini,” jelasnya.