Marketnews.id Pemerintah lewat Bank Indonesia, sudah beberapa kali menurunkan tingkat suku bunga acuannya. Namun, dunia perbankan masih perlu waktu untuk menyesuaikan tingkat bunga nya kepada dunia usaha. Dengan semangat membantu pemerintah dalam menghadapi pelambatan ekonomi, BCA menjadi pelopor akan menurunkan tingkat suku bunganya pada April mendatang.
Menyikapi wabah virus corona yang memperlambat pertumbuhan ekonomi, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan segera menurunkan suku bunga kredit.
“Nanti bulan April turun 0,50% SBDK -nya,” kata Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, seperti dikutip Ipotnews, Jumat (27/3).
Mengutip situs BCA, tingkat Suku Bunga Dasar Kredit ( SBDK ) rupiah berlaku sejak 29 Februari 2020. Besarannya per tahun terdiri dari : kredit korporasi 9,75%, kredit retail 9,90%, kredit mikro N/A, kredit konsumsi KPR 9,90%, kredit konsumsi non KPR 8,61%.
Kebijakan BCA ini merespons keinginan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) yang menginginkan industri perbankan menurunkan suku bunga kredit. Tujuannya agar pertumbuhan ekonomi nasional tidak melambat terlalu dalam akibat meluasnya wabah virus corona.
Jahja mengakui perlambatan pertumbuhan kredit BCA sudah terjadi pada Januari 2020. Wabah virus corona sendiri baru terkonfirmasi positif pada 2 Maret 2020. Jahja sendiri hanya menjawab ringkas mengenai perlambatan penyaluran kredit pada awal tahun ini.
“Ada tambahan pencadangan,” jelas Jahja.
Mengutip data OJK, kredit yang disalurkan BCA per Januari 2020 mencapai Rp573,08 triliun. Jumlah ini hanya tumbuh 8,96% dibandingkan Januari 2019 yang mencapai Rp525,97 triliun. Padahal pada Januari 2019, penyaluran kredit BCA masih tumbuh 13,89% dibandingkan Januari 2018 yang mencapai Rp461,82 triliun.
Sementara untuk laba bersih, BCA meraup Rp2,91 triliun pada Januari 2020. Jumlah ini tumbuh 35,98% dibandingkan Januari 2019 yang mencapai Rp2,14 triliun. Perolehan laba bersih ini melonjak karena pada Januari 2019, laba bersih BCA hanya tumbuh 8,08% dibandingkan Januari 2018 yang mencapai Rp1,98 triliun.