Marketnews.id Upaya Pertamina untuk mengurangi impor migas terus dilakukan, sesuai arahan dan harapan dari Presiden Joko Widodo. Kali ini, Pertamina sedang menyasar beberapa kilang migas yang berada di sekitar Afrika.
Saat ini, PT Pertamina (Persero) membidik salah satu lapangan minyak dan gas bumi di Uni Emirat Arab untuk meningkatkan pasokan minyak mentah di dalam negeri.
Sekretaris Perusahaan Tajudin Noor mengatakan, dalam rangka meningkatkan keamanan pasokan minyak mentah (crude oil) dalam negeri, Pertamina memang mencari aset migas di berbagai tempat, termasuk potensi yang ada di UEA.
Langkah Pertamina mencari aset migas, khususnya di UEA, sebelumnya diungkapkan oleh Duta Besar Indonesia Untuk UEA, Husin Bagis. Seusai mengikuti rapat koordinasi di Kantor Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Husin mengatakan selain kerja sama kilang dan pembangkit listrik, Pertamina juga menjajaki adanya aset migas.
“Kita minta sih kesana. Kalau boleh yang sudah eksplorasi yang menarik dan siap pakai. Maksudnya kalau ada ladang di Abu Dhabi yang oke, kasih lah ke kita [Pertamina],” katanya.
Terkait rencana penjajakan aset migas di UEA, Tajudin menunggu hasil kunjungan kerja resmi Presiden Joko Widodo.
“Ya tergantung pembicaraan nanti. Namun kami harapkan akan lebih mulus karena ada unsur goverment to goverment-nya,” katanya.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyiapkan anggaran senilai US$150 juta untuk mengakuisisi blok minyak dan gas pada 2020 yang kemungkinan mengarah pada wilayah kerja di Afrika.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan investasi anorganik hulu migas diarahkan untuk menambah aset blok migas. Dalam rapat kerja antara Pertamina dan Komisi VII DPR belum lama ini, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memaparkan rencana investasi hulu migas pada 2020.
Total anggaran investasi Pertamina 2020 sebesar US$7,8 miliar, yang terbagi untuk sektor hulu migas sebesar US$3,7 miliar. Khusus investasi organik atau peningkatan produksi migas, Pertamina menyiapkan US$3,57 miliar, sementara investasi anorganik atau pengembangan bisnis hulu senilai US$150 juta.
Kendati tidak menyebut secara rinci, Dharmawan mengatakan fokus akuisisi aset diarahkan pada blok migas yang mendekati produksi ataupun blok migas produksi.
Pertamina terakhir kali mengambil alih aset migas di negara lain pada 2017. Sejauh ini, perseroan mengakuisisi 64,46% saham perusahaan migas Perancis, yakni Maurel&Promm. Dengan akuisisi ini, Pertamina memiliki aset migas yang tersebar di Gabon, Nigeria, Tanzania, Namibia, Kanada, Myanmar, Italia, Kolombia dan lainnya.