Marketnews.id Sepanjang tahun 2020 lalu, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) berhasil meraih laba bersih sebesar USD 8,4 juta, dimana USD2,9 juta dikeluarkan buat pembayaran dividen atau setara dengan Rp 8 per saham. Perseroanpun mendapat persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan Buyback sebanyak 300 juta lembar saham perseroan yang beredar dipublik hingga pertengahan Juni tahun 2022.
PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) melaporkan bahwa para pemegang saham telah menyetujui rencana perseroan untuk membagikan dividen tunai sebesar USD2,9 juta atau setara dengan Rp8 per saham.
Menurut Direktur Utama PSSI, Iriawan Ibarat dalam siaran pers perseroan yang dipublikasi Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (12/7), laba bersih PSSI di sepanjang 2020 mencapai USD8,4 juta.
“Dividen sebesar Rp8 per saham mencerminkan 35 persen dari laba bersih 2020 atau sebesar USD2,97 juta,” katanya.
Dia menyebutkan, pembagian dividen pada tahun ini merupakan kali kelima dilakukan perseroan pasca IPO di Desember 2017. Irawan menyebutkan, pembayaran dividen tunai akan dilakukan pada 21 Juli 2021.
Sementara itu, lanjut dia, sebesar USD421 ribu atau sebesar 5 persen dari laba bersih 2020 akan disisihkan sebagai dana cadangan PSSI. Sisa laba bersih untuk Tahun Buku 2020 yang sebesar USD5,04 juta akan ditempatkan sebagai laba ditahan perseroan.
Keputusan lain yang disetujui oleh para pemegang saham PSSI adalah penambahan Anggota Dewan Komisaris dengan mengangkat Loh Niap Juan yang juga merupakan Chief Corporate Officer dari IMC Group Singapore.
RUPST PSSI juga menyetujui rencana pembelian kembali (buyback) saham perseroan sebanyak-banyaknya 300 juta lembar atau setara dengan 5,5 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Pelaksanaan buyback saham akan dilakukan secara bertahap selama kurun terhitung 17 Juni 2021-16 Juni 2022.
“Buyback didasari atas arus kas perseroan yang melebihi jumlah yang diperlukan dalam mempertahankan peningkatan dan pertumbuhan, tingkat kewajiban utang (leverage) yang baik, serta bertujuan untuk meningkatkan laba per saham, fleksibilitas lebih besar dalam mengelola modal jangka panjang, mencapai struktur permodalan yang efisien dan pengembalian return on equity (Rose) secara berkelanjutan,” papar Iriawan.