Home / Korporasi / BUMN / Mandiri Institute : Hingga Kuartal II 2021 Kinerja UMKM Nasional Semakin Membaik

Mandiri Institute : Hingga Kuartal II 2021 Kinerja UMKM Nasional Semakin Membaik

Marketnews.id Hasil survai yang dilakukan oleh Mandiri Institute hingga kuartal kedua tahun ini mulai memperlihatkan perbaikan signifikan. Langkah pemerintah untuk lebih memperhatikan UMKM ini tampaknya sudah tepat dengan harapan kredit yang disalurkan kepada UMKM mencapai 30 persen hingga 2024 mendatang.

Kondisi bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) diperkirakan telah mengalami perbaikan yang signifikan hingga awal kuartal II 2021, dimulai dengan beroperasinya kembali UMKM yang sempat berhenti pada tahun lalu.


Survei ketiga yang telah dilakukan Mandiri Institute terhadap kondisi UMKM dalam masa pandemi covid-19 menunjukkan terdapat 22% UMKM yang telah berhenti beroperasi telah kembali beraktivitas secara normal pada 2021.


Survei yang dilakukan pada Maret-April 2021 terhadap 505 UMKM di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan beberapa provinsi di Indonesia bagian timur itu, juga menunjukkan bahwa sebanyak 85% responden UMKM mengatakan kondisi usaha sudah kembali berjalan normal pada awal Kuartal II-2021.


“Padahal, jika melihat situasi pada September 2020, hanya 28% UMKM yang menjawab bahwa kondisi usaha sudah normal,” kata Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6).


Menurut Teguh, kinerja penjualan UMKM pada awal kuartal II 2021 juga sudah membaik, meski masih terdapat resiko terjadi penurunan yang tinggi. Hasil survei mengindikasikan bahwa pelaku usaha yang mengalami kenaikan omzet dan dapat mempertahankan omzet penjualannya semakin banyak. Namun, masih terdapat lebih dari 50% UMKM yang menjawab bahwa penjualannya mengalami penurunan dibandingkan kondisi 2020.


“Terkait dengan penetrasi digital, kami mencatat mayoritas UMKM sudah memiliki saluran pemasaran digital untuk menjual produknya. Media sosial masih menjadi platform pilihan utama pelaku usaha dalam melakukan pemasaran dan penjualan dengan rasio 40%. Hal ini diikuti oleh penggunaan layanan  instant messaging  (38%),  platform e-commerce  (13%), dan  platform ride hailing  (5%),” ujar Yudo.


Meskipun demikian, survei mengungkapkan bahwa utilisasi saluran pembayaran digital masih rendah pada UMKM . Temuan awal, menunjukkan hanya 24% usaha yang menggunakan  e-wallet  dalam bertransaksi usaha. Mayoritas usaha, sebesar 51%, tidak menggunakan kanal transaksi non-tunai, seperti melalui  e-wallet  dan EDC.


“Adapun terkait pembiayaan, kami mendapatkan bahwa mayoritas UMKM masih mengandalkan sumber pembiayaan dari perbankan,” tambah Yudo.
Hal ini didasarkan dari hasil survei bahwa lebih dari setengah pemilik usaha UMKM (58%) mengandalkan pembiayaan dari sektor perbankan, kurang dari seperempat (22%) melalui institusi finansial non-bank, sementara yang memiliki pinjaman melalui fintech hanya tercatat sebanyak 6%.


“Oleh karena itu, kami mengusulkan agar program bantuan pemerintah untuk UMKM perlu dilanjutkan. Lalu efektifitas sasaran target usaha serta komunikasi kebijakan ini perlu ditingkatkan, mengingat survei ini mencatat bahwa sebesar 82% dari responden mengetahui adanya program bantuan UMKM , namun hanya 41% usaha yang mendaftar program tersebut,” tutup Yudo.

Check Also

Pertamina Turunkan Harga Avtur, Diskon Tiket Pelita Air, Pelumas Hingga Promo Hotel Patra Jasa

MarketNews.id- PT Pertamina (Persero), komitmen mendukung kelancaran mudik Idulfitri 2025 yang aman dan lancar. Pertamina …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *