Marketnews.id Seperti lazimnya jelang Lebaran, inflasi minggu keempat Mei 2021 diperkirakan akan mengalami peningkatan dari bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingkat inflasi minggu keempat bulan Mei ini akan mencapai 0,28 persen. Penyumbang terbesar dari infasi diantaranya adalah komoditas angkutan antarkota sebesar 0,09 persen, daging ayam ras 0,06 persen, dan daging sapi serta emas perhiasan.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan angka inflasi pada minggu keempat Mei 2021 sebesar sebesar 0,28 persen month to month (mtm) atau relatif terkendali. Dengan perkembangan tersebut, maka perkiraan inflasi Mei 2021 secara tahun kalender sebesar 0,86 persen year to date (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,64 persen (yoy).
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan penyumbang utama inflasi Mei 2021 sampai dengan minggu keempat yaitu komoditas angkutan antarkota sebesar 0,09 persen (mtm). Lalu daging ayam ras sebesar 0,06 persen (mtm), daging sapi dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm).
Selain itu pendorong utama inflasi lainnya adalah jeruk dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), lalu kelapa, kangkung, kentang, bayam, udang basah, ikan tongkol, ikan kembung dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
“Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai rawit dan cabai merah masing-masing sebesar -0,05 persen (mtm), serta telur ayam ras sebesar -0,01 persen (mtm),” ujar Erwin dalam keterangannya, Sabtu (29/5).
Untuk aliran dana asing yang masuk pada periode tersebut mencapai Rp6,13 triliun. Jumlah ini masuk melalui pasar SBN sebesar Rp5,45 triliun. Sedangkan sisanya melalui pasar saham sebesar Rp0,69 triliun. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden jual neto Rp12,29 triliun.
“Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke level 75,81 bps per 27 Mei 2021 dari 77,69 bps per 21 Mei 2021,” pungkasnya.