MarketNews.id-Pengawas pasar modal (OJK) memberi isyarat akan merestui rencana Adaro Energy Indonesia (ADRO) meminjan dana pihak ketiga untuk memenuhi pembayaran dividen final tambahan tahun buku 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menjelaskan, setiap emiten yang akan membagikan dividen harus memastikan arus kas setara kas mencukupi total pembayaran dividen.
“Coba dilihat saja kas dan setara kasnya (red- ADRO) cukup ngak. Rasanya lebih deh yaa. Nah, mungkin untuk pertimbanagan efisiensi akan menggunakan dari perbankan ya bisa- bisa saja,” papar Inarno kepada Marketnews, Kamis 7 November 2024.
Lebih lanjut Inarno mentamsilkan, rencana ADRO tersebut sama dengan seseorang ingin beli mobil agar tidak mencair depositonya karena akan kena pinalti maka akan menggunakan giro dana pinjaman dari bank.
“Nah kayak gitu deh kira kira. Apalagi pinjamnya hanya sehari,”imbuh Inarno.
Sementara mengacu pasal 71 UU Perseroan Terbatas bahwa perseroan dapat membagikan dividen bila mempunyai saldo laba dan telah memenuhi cadangan wajib 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Perseroan dapat menggunakan seluruh laba bersih setelah penyisihan sebagai dividen, kecuali ditentukan lain dalam RUPS.
Sebelumnya, ADRO mengumumkan akan menggunakan saldo laba per 31 Desember 2023 sebanyak-banyaknya USD2,629 miliar sebagai tambahan dividen tunai final.
Melansir keterangan resmi emiten energi milik Garibaldi Thohir Dkk, Selasa 5 November 2024, bahwa restu itu akan dimintakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa(RUPSLB) pada tanggal 18 November 2024.
Manajemen ADRO menilai saldo kas internal secara konsolidasian yang cukup untuk melaksanakan pembagian dividen tunai.
Namun demikian, dalam rangka pengelolaan dana kas internal dan arus kas yang efisien, tidak menutup kemungkinan perseroan juga dapat menggunakan pendanaan pihak ketiga jangka pendek untuk pembayaran sebagian dari dividen tunai.
Bila mencermati laporan keuangan akhir Desember 2023 telah audit, ADRO mencatatkan saldo laba USD5,151 miliar. Sedangkan kas dan setara kas hingga akhir September 2024 tercatat US3,2 miliar.
ADRO berharap pembagian tambahan dividen tunai final agar para pemegang saham Perseroan, atas pilihannya sendiri, dapat berpartisipasi dalam pembelian saham Adaro Andalan Indonesia (“AAI”) melalui pelaksanaan Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham.
Adapun harga yang dibayarkan pemodal ADRO sebesar Volume Weighted Average Price (Harga Rata-Rata Tertimbang) yang terbentuk setelah penutupan perdagangan di hari pencatatan saham Adaro Andalan Indonesia di bursa.
Terkait rencana IPO Adaro Andalan Indonesia, Inarno belum dapat memastikan prospektusnya sudah dilayangkan kepada OJK.
“Aku mesti cek ya,” ujarnya.
Abdul Segara