Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / DOID Rugi USD26,5 Juta Di Semester I 2024. Rugi Kurs Jadi “Kambing Hitam”

DOID Rugi USD26,5 Juta Di Semester I 2024. Rugi Kurs Jadi “Kambing Hitam”

MarketNews,id– PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) mencatat kerugian bersih sebesar USD26,5 juta di semester I 2024, atau memburuk dibanding periode sama tahun 2023 yang meraup laba bersih USD4,923 juta.

Dampakanya, saldo laba berkurang 24,7 persen dibanding akhir tahun 2023 menjadi USD91,404 juta pada akhir Juni 2024.

Direktur Delta Dunia Group, Dian Andyasuri menjelaskan kerugian disebabkan oleh berkurangnya laba usaha dan kerugian selisih kurs sebesar USD12 juta akibat pelemahan rupiah dan dolar Australia, tanpa dampak pada kas.

“Penting untuk dicatat bahwa kerugian selisih kurs tersebut merupakan kerugian yang belum direalisasikan (unrealized loss) dan merupakan hasil dari perlakuan akuntansi (accounting treatment),” ungkap dia dalam keterangan resmi dikutip Jumat 2 Agustus 2024.

Padahal Pendapatan YoY tetap stabil di angka USD855 juta, sementara EBITDA turun  secara tahunan sebesar USD160 juta. Peningkatan awal pada biaya tunai dari inisiatif efisiensi diperkirakan akan kembali normal seiring dengan penerapan langkah-langkah tersebut.

Adapun volume batubara Grup tetap stabil pada 42 metrik ton (MT) sementara pengupasan tanah (Overburden Removal) secara keseluruhan turun 5 persen sebesar 271 juta bank cubic meter (bcm) akibat curah hujan ekstrem yang terus berlanjut.

Kondisi cuaca ekstrem telah berdampak pada industri pertambangan secara luas di Indonesia dan sektor-sektor lain di seluruh Asia, namun kemampuan operasional dan adaptasi strategis Grup memastikan kemajuan yang berkelanjutan dalam mencapai target.

Upaya pemulihan-pasca-hujan yang dilakukan telah menunjukkan keberhasilan yang signifikan dengan peningkatan sebesar 12 persen secara tahunan. Hal ini menunjukkan komitmen Grup terhadap keunggulan operasional.

Arus kas operasional untuk semester I – 2024 meningkat 15 persen secara tahunan, mencapai sekitar USD164 juta, didorong oleh peningkatan yang signifikan dalam pengelolaan modal kerja.

Namun, arus kas bebas menurun karena investasi yang signifikan pada aset-aset seperti Sun Energy dan akuisisi strategis Atlantic Carbon Group, Inc (ACG) yang baru saja dirampungkan.

Jika dinormalisasi dengan akuisisi ACG, arus kas bebas akan menjadi USD68 juta dibandingkan dengan negatif USD47 juta.
Sedangan posisi kas mencapai USD260 juta, dengan rasio utang bersih terhadap EBITDA yang sehat sebesar 1,90x per 30 Juni 2024.

Abdul Segara

Check Also

Kilang Pertamina Internasional (KPI) Raih Sertifikasi Internasional

MarketNews.id-PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *