Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Sri Mulyani : Pasar Modal Indonesia Lebih Baik Dari Pasar Modal Global Yang Rugi Hingga USD30 Triliun

Sri Mulyani : Pasar Modal Indonesia Lebih Baik Dari Pasar Modal Global Yang Rugi Hingga USD30 Triliun

MarketNews.id Pasar modal Indonesia termasuk yang mampu bertahan dari gejolak ekonomi global sepanjang tahun 2022 lalu. Di Asean, posisi pasar modal Indonesia masuk dalam urutan kedua yang memiliki pertumbuhan positif setelah Singapura. Sementara pasar modal negara maju di Eropa dan Amerika justru alami keruntuhan dan diperkirakan kapitalisasi pasar global alami kerugian hingga USD30 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, bahwa tahun 2022 merupakan tahun yang brutal bagi pasar saham global.
Hal ini disebabkan kapitalisasi pasar global mengalami kerugian hingga USD30 triliun. Kondisi ini, menurut Sri Mulyani, terjadi di berbagai bursa negara maju yang mengalami volatilitas sangat brutal.

“Lebih dari USD30 triliun kapitalisasi (global) hilang pada 2022 sehingga investor global bukan create value tapi losing value,” kata Sri Mulyani dalam pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2023, di Jakarta, Senin 2 Januari 2023.

Namun, Indonesia, cukup lebih baik dibandingkan negara lain. Bursa saham Indonesia ditutup dengan resilien. “Capaian ini menjadi bekal yang cukup untuk menghadapi tahun 2023,” ujar Sri Mulyani.

Per 29 Desember 2022, IHSG telah berada di posisi 6.860,08 poin atau berhasil tumbuh sebesar 4,23 persen secara year-to-date. Seiring dengan pertumbuhan IHSG tersebut, kapitalisasi pasar juga tumbuh sebesar 15,18 persen secara year-to-date yaitu sebesar Rp9.509 triliun.

Indeks saham (IHSG) juga menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 7.318,01 poin, tepatnya pada tanggal 13 September 2022. Demikian halnya dengan kapitalisasi pasar yang mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah pada tanggal 27 Desember 2022 sebesar Rp9.600 Triliun.

Meskipun kinerja IHSG mengalami pertumbuhan dan diapresiasi banyak pihak, namun kinerja Reksa Dana masih mengalami tekanan yang disebabkan beberapa faktor antara lain terkait kebijakan shifting unit link ke instrumen keuangan lain di luar reksa dana.

Per 28 Desember 2022, total NAB Reksa Dana tercatat turun 12,58 persen menjadi Rp505,69 triliun, dengan jumlah produk Reksa Dana yang juga menurun dari 2.198 menjadi 2.143 produk.

Seiring dengan telah pulihnya kembali aktivitas perekonomian domestik, aktivitas penghimpunan dana melalui Pasar Modal terus meningkat. Per 29 Desember 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 224 penawaran umum yang terdiri dari 57 Penawaran Umum Perdana Saham, 44 Penawaran Umum Terbatas, 123 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk dengan total nilai hasil Penawaran Umum sebesar Rp266,41 triliun.

Dari sisi demand, OJK mencatat pertumbuhan jumlah investor ritel di Indonesia juga sangat pesat, terbukti saat ini jumlah investor ritel mencapai 10,30 juta SID atau meningkat lebih dari 10 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Sejak tahun 2020, OJK melihat pertumbuhan jumlah investor Pasar Modal lebih dari 2,5 juta SID setiap tahunnya.

Selanjutnya penghimpunan dana melalui securities crowdfunding (SCF) untuk mendukung pengembangan UMKM juga terus mengalami pertumbuhan dengan telah berhasil dimanfaatkan oleh 334 pelaku UMKM dengan total penghimpunan dana sebesar Rp713,29 miliar dari 13 platform Penyelenggara SCF.

Check Also

Kilang Pertamina Internasional (KPI) Raih Sertifikasi Internasional

MarketNews.id-PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), terus memantapkan langkah menjadi pemimpin transisi penggunaan bahan bakar ramah …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *