MarketNews.id Tahun 2022 bisa dikatakan tahunnya emiten tambang batubara dan turunannya. Betapa tidak, dalam setahun ini harga komoditas batubara terus naik dan bertahan di atas harga sebelum pendemi dan konflik Rusia- Ukraina. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) salah satu emiten tambang batubara yang menikmati tingginya harga lantaran konflik Rusia -Ukraina yang masih berlangsung hingga sekarang.
Bayan Resources Tbk (BYAN) mengantongi pendapatan sebesar USD1,34 miliar pada periode September 2022 lalu, meningkat 85,12 persen ( year on year / yoy) sebesar USD725,4 juta.
Sekretaris Perusahaan, Jenny Quantero mengatakan secara kumulatif sejak Januari-September 2022, total pendapatan perseroan mencapaiUSD3,35 miliar. Capaian ini melesat hingga 91,42 persen yoy dari semula hanya USD1,75 miliar.
Laba kotor perusahaan pada kuartal III 2022, mencapai USD970,4 juta, atau naik 100,16 persen yoy dari semula USD484,8 juta. Sedangkan laba di periode berjalan sebesar USD699,6 juta.
“Laba ini tumbuh 177,87 persen yoy dari semula USD321,1 juta. Untuk margin laba kotor 72,2 persen dan margin laba pada kuartal III 2022 72,2 persen,” kata Jenny dalam publik ekspos virtual, Senin 5 Desember 2022.
Direktur BYAN, Russell Neil menambahkan bahwa pihaknya optimis kinerja perseroan akan tetap positif di tahun 2023 di tengah derasnya permintaan batubara di pasar ekspor.
Seperti diketahui, pada kuartal III 2022 lalu total volume ekspor batubara BYAN mencapai 10,7 juta ton atau turun tipis dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebanyak 10,9 juta ton.
Sementara sepanjang tahun 2022 hingga periode September ( year-to-date ), total ekspor mencapai 38 juta ton atau naik dari sebelumnya 29,3 juta ton.
“Untuk pasar batubara yang utama adalah untuk pemenuhan dalam negeri, setelah itu dilempar ke Filipina dengan porsi 30 persen dari total ekspor,” ujarnya.