MarketNews.id Setelah ekspansi besar-besaran perusahaan startup dalam beberapa tahun terakhir ini, kini giliran perusahaan startup mulai menahan diri dengan lakukan pengurangan jumlah karyawan. PT GoTo Tokopedia, dikabarkan akhir bulan ini akan lakukan PHK terhadap lebih dari 1.000 karyawannya.
Pemangkasan karyawan ini merupakan langka memangkas biaya dan menopang keuangan perusahaan. Efektifkah langkah emiten ini mendongkrak kinerja. Paling tidak, berita akan lakukan PHK telah membuat harga saham emiten ini terdongkrak di bursa.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, (GOTO) dikabarkan akan memangkas lebih dari 1.000 pekerjaan, dalam upaya memangkas biaya dan menopang keuangannya.
Mengutip beberapa sumber, laman Bloomberg, Jumat 11 November 2022 menyebutkan, langkah pengurangan yang setara dengan lebih dari 10% tenaga kerja itu, akan berdampak pada semua divisi. Hingga siang tadi harga saham GoTo melesat 9,6%, kenaikan intraday terbesar dalam hampir dua bulan.
GoTo akan bergabung dengan raksasa teknologi global, seperti Meta Platforms Inc. hingga Apple Inc. yang memangkas jumlah karyawannya atau menghentikan perekrutan setelah bertahun-tahun melakukan ekspansi besar-besaran menghadapi penurunan ekonomi global.
PHK di industri teknologi mendekati level seperti yang terlihat pada tahap awal pandemi Covid-19, ketika perusahaan-perusahaan besar maupun kecil membatasi ambisi ekspansi, dan bersiap-siap menghadapi masa-masa sulit di masa depan.
Di Asia, perusahaan transportasi online, e-commerce, dan fintech yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham, seperti Sea Ltd. dan Grab Holdings Ltd. – semuanya merugi.
Valuasi sahamnya turun, ketika mereka menavigasi perlambatan ekonomi, peningkatan suku bunga dan lonjakan inflasi. Eksekutif GoTo mengatakan mereka mencoba menyeimbangkan pengeluaran dengan pertumbuhan dalam upaya untuk mencapai profitabilitas.
Sumber Bloomberg mengatakan, GoTo akan mengumumkan pengurangan karyawannya dalam beberapa pekan mendatang. Besaran pengurangan karyawan bisa berubah, kata mereka.
Laporan keuangan triwulanan Goto Juni lalu, mencatatkan 9.630 karyawan tetap namun tidak mengungkapkan jumlah staf tidak tetap.
GoTo memulai pemotongan staf saat bersiap untuk mengungkap laporan keuangan kuartalan pada 21 November, pekan depan.
Pada Agustus lalu, GoTo melaporkan penyesuaian kerugian sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi kuartal kedua yang meningkat menjadi Rp4,14 triliun (USD264 juta) dari kerugian pro-forma sebesar Rp3,9 triliun setahun sebelumnya.
Harga saham GoTo telah kehilangan sekitar 40% sejak go publik pada April lalu. GoTo menyatakan sedang dalam pembicaraan dengan pemiliknya untuk menjual saham mereka secara trekontrol. Langkah ini ditujukan untuk menghindari potensi penurunan saham ketika penguncian kepemilikan mereka berakhir pada 30 November.
Banyak spekukasi beredar atas rencana emiten startup ini akan lakukan pengurangan karyawan. Berkaca pada perusahaan sejenis di luar negeri, mestinya langkah GOTO lakukan pengurangan karyawan merupakan tindakan rasional mengingat bisnis bakar uang tidak selalu cocok buat perusahaan startup.