Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Transaksi EBUS Dan Repo Di SPPA BEI Tembus Rp1.000 Triliun

Transaksi EBUS Dan Repo Di SPPA BEI Tembus Rp1.000 Triliun

MarketNews.id- Transaksi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) serta Repurchase Agreement (Repo) di pasar keuangan Indonesia kini memasuki babak baru, ditandai dengan semakin banyaknya Bank Umum, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan perusahaan sekuritas yang memanfaatkan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

SPPA BEI merupakan sarana untuk melakukan transaksi EBUS, baik dalam bentuk jual beli maupun repo. Sampai dengan 27 Oktober 2025, terdapat 38 Pengguna Jasa SPPA yang terdiri dari 20 Bank, 2 BPD dan, 16 Sekuritas. Pengguna Jasa Repo juga kian bertambah dari 12 Pengguna Jasa menjadi 14 Pengguna Jasa.

Peningkatan utilisasi SPPA BEI untuk transaksi jual beli dan repo oleh para pelaku pasar menjadikan nilai transaksi all time high di platform SPPA dengan capaian melebihi Rp1.000 triliun year to date (ytd) 2025.

Hingga 27 Oktober 2025, total nilai transaksi di SPPA mencapai Rp1.011,2 triliun, dengan rata-rata nilai transaksi harian mencapai Rp5,3 triliun. Capaian ini merupakan peningkatan 412,6% dibandingkan dengan total transaksi tahun 2024.

Total transaksi ini didominasi sebesar 51% transaksi jual beli yang mencapai Rp516,9 triliun dan 49% transaksi repo yang mencapai Rp494,3 triliun.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengungkapkan, bahwa pencapaian ini merupakan milestone bagi industri pasar keuangan.

“Pencapaian total nilai transaksi kumulatif Rp1.000 triliun ini adalah wujud kepercayaan pelaku pasar terhadap integritas, efisiensi, dan keandalan SPPA. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pelaku pasar yang telah mempercayai SPPA sebagai platform utama transaksi EBUS dan Pasar Uang di Indonesia. Kami berkomitmen untuk menjadikan SPPA sebagai pusat likuiditas (pool of liquidity) perdagangan EBUS dan Pasar Uang di tanah air,” ujar Jeffrey.

Lebih lanjut, Jeffrey menambahkan bahwa pencapaian ini merupakan bagian dari kontribusi dan kolaborasi para pelaku pasar serta pemangku kepentingan lainnya terhadap Roadmap Pengembangan Pasar Keuangan Nasional untuk mendukung pemerintah dalam membangun pasar uang yang modern sekaligus terintegrasi.

“BEI mendapatkan dukungan penuh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu) dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayan dan Risiko (DJPPR), Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), Himpunan Pedagang Surat Utang (Himdasun), Asosiasi Pasar Uang dan Valuta Asing (Apuvindo) dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dalam banyak sekali implementasi aspek pengembangan SPPA ini”, ujar Jeffrey.

Tidak hanya memberikan perhatian penuh terhadap kebutuhan aspek teknologi, keamanan, kenyamanan kolaborasi dan integrasi dari para pelaku pasar, BEI sebagai pengembang dan pengelola SPPA juga memberikan perhatian terhadap kemudahan para pelaku pasar untuk dapat memperdagangkan instrumen EBUS dan Pasar Uang secara straight-through-processing (STP) mulai dari Risk Management sampai dengan proses Post Trade.

SPPA diharapkan dapat menjadi platform utama perdagangan elektronik untuk instrumen EBUS serta Pasar Uang di pasar sekunder Indonesia yang dapat melayani kebutuhan industri dan pemangku kepentingan pada tingkat yang paling efisien.

Melalui inovasi yang berkelanjutan dan penyediaan solusi transaksi yang semakin efektif serta efisien, SPPA diharapkan mampu menjadi platform unggulan bagi para pelaku pasar yang menginginkan proses transaksi EBUS dan Pasar Uang yang terintegrasi, cepat, dan andal.

Selain itu, pengembangan SPPA juga mencerminkan komitmen BEI dalam memperkuat infrastruktur pasar keuangan nasional, meningkatkan transparansi, serta memperluas akses bagi berbagai institusi keuangan untuk bertransaksi dengan cara yang lebih aman dan efisien.

M Rizki A

Check Also

Di Hari Listrik Nasional, Pertamina Tambah 80 Desa Energi Berdikari

MarketNews.id-Muhrizal Putra Gunawan, petambak ikan tradisional di Aceh, kerap kali dipusingkan dengan tingginya biaya operasional …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *