MarketNews.id- ADH Jackpot SPV Limited, anak usaha perusahaan investasi asal Uni Emirat Arab akan memberikan fasilitas pinjaman senilai USD312 juta atau Rp5,148 trilun kepada anak usaha Bakrie & Brothers (BNBR), Bakrie Toll Indonesia pada tanggal 19 September 2025.
Mengutip keterangan resmi BNBR Rabu 3 September 2025 tersurat fasilitas pinjaman ini dapat ditarik dalam kurun waktu 5 tahun dan dapat diperpanjang selama 2 tahun.
Namun anak usaha BNBR itu akan dikenakan bunga sampai 20 persen per tahun. Bahkan jika gagal bayar akan dikenakan tambahan bunga 2 persen pertahun atas pinjaman yang belum dibayar.
Selanjutnya, Bakrie Toll Indonesia akan menyalurkan Rp2,7 triliun dari pinjaman itu kepada Cimanggis Cibitung Tollways (CCT) sebagai pinjaman juga. Tapi CCT tidak dikenakan bunga sama sekali oleh Bakrie Toll Indonesia.
CCT Pun menggunakan dana itu untuk membayar bunga pinjaman kepada pemiliknya yakni Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dan Waskita Toll Road (WTR).
Bakrie Toll Indonesia juga akan menberi pinjaman senilai Rp900 miliar kepada CCT dalam bentuk utang dapat diubah jadi saham atau pinjaman saham convertible. Nah, pinjaman yang akan dicairkan pada 22 September 2025 ini dikenakan bunga 12 persen pertahun.
Kemudian CCT akan melunasinya dengan cara konversi saham bila Bakrie Toll Indonesia telah memegang 95 persen saham CCT.
Untuk itu Bakrie Toll Indonesia akan membeli 72 juta lembar atau 90 persen saham CCT milik SMI dan WTR senilai Rp1 triliun. Dananya juga berasal dari pinjaman tadi. Menariknya, Bakri Toll Indonesia akan menerima piutang tagih milik SMI dan WTR senilai Rp2,6 triliun.
Adapun sisa pinjaman dari ADH Jackpot senilai Rp100 miliar akan diteruskan Bakrie Tol Indonesia kepada CCT pada tanggal 22 September 2025. Pinjaman berbunga 12 per tahun ini akan dilunasi CCT saat 95 persen sahamnya telah dikuasai Bakrie Tol Indonesia.
Jika transaksi ini rampung maka 100 persen saham CCT dikuasai oleh emiten milik Aburizal Bakrie, Nirwan Dermawan Bakrie, dan Indra Usmansjah Bakrie. Saat ini, BNBR telah memiliki 5 persen saham CCT.
Abdul Segara