MarketNews.id-Hutama Karya, mencatatkan kas bersih digunakan untuk operasi menyentuh Rp1,956 triliun sepanjang tahun 2024. Pasalnya, penerimaaan dari pelanggan Rp12,202 triliun. Pada saat yang sama pembayaran kepada pemasok dan lain lain mencapai Rp14,017 triliun.
Selain itu, Hutama karya mengeluarkan pembayaran beban keuangan Rp1,651 triliun dan pembayaran pajak final Rp554,85 miliar.
Namun demikian BUMN Karya ini membukukan pertumbuhan pendapatan 12,2 persen secara tahunan menjadi Rp30,252 triliun pada tahun 2024.
Bila dirinci, pendapatan jasa konstruksi jalan tol tumbuh 0,93 persen secara tahunan menjadi Rp17,455 triliun. Senada, pendapatan jasa kontruksi naik 63,02 persen secara tahunan menjadi Rp7,602 triliun.
Demikian juga dengan pendapatan pengoperasioan jalan tol meningkat 6,99 persen secara tahunan menjadi Rp3,335 triliun. lalu, penjualan barang tumbuh secara tahunan menjadi Rp1,597 triliun. Naik 3,03 persen. Tapi penjualan dan sewa properti menyusut 12,7 persen secara tahunan menjadi Rp261,7 miliar.
Walau beban pokok pendapatan bengkak 5,7 persen secara tahunan menjadi Rp25,978 triliun. Tapi laba kotor tetap naik 81,3 persen secara tahunan menjadi Rp4,274 triliun.
Sedangkan laba usaha turun 23,03 persen secara tahunan menjadi Rp2,483 triliun. Salah satu pos penekannya, Hutama Karya tak lagi mencatatkaan keuntungan penjualan pengusahaan jalan tol pada tahun 2024. Pada tahun 2023 pos yang sama membukukan keuntungan Rp3,643 triliun.
Sebagai gantinya, penghasilan keuangan melonjak 168,6 persen secara tahunan menjadi Rp2,168 triliun. Kian enteng, biaya keuangan turun 19,4 persen secara tahunan menjadi Rp1,643 triliun. Sehingga laba sebelum pajak penghasilan naik 39,2 persen secara tahunan menjadi Rp2,985 triliun.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto melaporkan laba bersih Rp2,731 triliun pada tahun 2024. Hasil ini naik 49,4 persen dibanding tahun 2023 yang tercatat Rp1,827 triliun.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2024 telah audit pada laman BEI, Selasa 18 Maret 2025.
Sementara itu, jumlah kewajiban bertambah 9,2 persen secara tahunan menjadi Rp58,042 triliun. Pada sisi lain, total ekuitas tumbuh 18,9 persen secara tahunan menjadi Rp138 triliun,
Adapun rasio keuangan penting seperti rasio lancar 2,14 persen; ROA 1,41 persen; ROE 2 persen, dan rasio Ebitda terhadap pendapatan 14,25 persen.
Abdul Segara