MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal
Related Articles
MarketNews.id- Vale Indonesia (INCO), mengalami tekanan pendapatan sedalam 22,8 persen secara tahunan menjadi USD950,38 juta pada tahun 2024.
Bila dirinci, penjualan kepada Vale Canada Limited turun 22,8 persen secara tahunan menjadi USD760,2 juta. Senasib, penjualan kepada Sumitomo Metal Mining merosot 22,7 persen secara tahunan menjadi USD190,18 juta.
Walau beban pokok pendapatan dapat ditekan sedalam 4,8 persen secara tahunan menjadi USD842,16 juta. Tapi laba kotor tetap anjlok 68,8 persen secara tahunan menjadi USD108,22 juta.
Sedangkan laba usaha amblas 79,1 persen secara tahunan sisa USD63, 82 juta. Setali tiga uang, laba sebelum pajak penghasilan longsor 78,9 persen secara tahunan sisa USD74,06 juta.
Selanjutnya, Presiden Direktur INCO, Febriany Eddy melaporkan laba bersih USD57,761 juta pada tahun 2024. Hasil itu merosot 79,1 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai USD274,33 juta.
Dampaknya, laba per saham dasar melorot ke level USD0,0056 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level USD0,0276 per helai.
Data tersebut tersaji dalam laporan keuangan tahun 2024 telah audit emiten tambang mineral kongsian MIND.ID dan Vale Canada yang diunggah pada laman BEI, Rabu 26 Februari 2025.
Sementara itu jumlah kewajiban bertambah 22,7 persen secara tahunan menjadi USD443,75 juta pada akhir Desember 2024.
Pada sisi lain, total ekuitas berkurang 6,5 persen secara tahunan menjadi USD2,732 miliar. Sehingga aset tumbuh 8,5 persen secara tahunan menjadi USD3,176 miliar pada akhir tahun 2024.
Abdul Segara
