MarketNews.id Media Investasi dan Pasar Modal
Related Articles
MarketNews.id-Bank BTPN Syariah (BTPS), mengalami penyusutan hak bagi hasil bank sedalam 6.9 persen secara tahunan menjadi Rp4,894 triliun pada tahun 2024.
Walau beban operasional lainnya dapat ditekan sedalam 8,9 persen secara tahunan menjadi Rp3,587 triliun. Tapi pendapatan operasional bersih tergerus 2,1 persen secara tahunan menjadi Rp1,35 triliun. Senasib, laba sebelum pajak penghasilan menyusut 1,88 persen secara tahunan menjadi Rp1,353 triliun.
Seirama, Direktur Utama BTPS, Hadi Wibowo melaporkan laba bersih sebesar Rp1,061 triliun tahun 2024. Hasil itu menciut 1,75 persen dibanding akhir tahun 2023 yang mencapai Rp1,08 triliun.
Dampaknya, laba bersih per saham merosot ke level Rp138 per lembar pada akhir tahun 2024. Sedangkan akhir tahun 2023 berada di level Rp140 per helai.
Mengutip laporan keuangan BTPS tahun 2024 telah audit, tertera piutang murabahah Rp8,819 triliun. Nilai itu turun 14,5 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai Rp10,319 triliun.
Namun pembiayaan musyarakah kepada pihak ketiga melonjak 2.689 persen secara tahunan menjadi Rp530,57 miliar.
Pada sisi lain, simpanan nasabah berkurang 4,5 persen secara tahunan menjadi Rp2,125 triliun pada tahun 2024.
Demikian juga dengan deposito mudharabah merosot 4,51 persen secara tahunan menjadi Rp8,622 triliun.
Dampaknya, aset melorot 1,45 persen secara tahunan menjadi Rp21,747 triliun pada akhir tahun 2024.
Perlu diperhatikan rasio keuangan penting seperti CAR tumbuh menjadi 51,71 persen dari 50,04 persen pada tahun 2023.
Sayangnya rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross memburuk menjdi 3,7 persen dari 2,94 persen tahun 2023. Tapi NPF net membaik menjadi 0,03 persen dari 0,29 persen.
ROA 6,42 persen; ROE 13,28 persen; Net interest 24,3 persen; Net Operating Margin 6,46 persen; BOPO 74,93 persen; dan FDR 86,75 persen.
Abdul Segara
