Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Laba Bersih Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) Turun 24,6 Persen Jadi Rp177, 79 Miliar Di 2024

Laba Bersih Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) Turun 24,6 Persen Jadi Rp177, 79 Miliar Di 2024

MarketNews.id- Pembangunan Jaya Ancol (PJAA), alami penyusutan pendapatan 0,628 persen secara tahunan menjadi Rp1,265 triliun pada akhir tahun 2024.

Bila dirinci, pendapatan tiket wahana wisata dan pintu gerbang menyusut 0,43 persen secara tahunan menjadi Rp907,18 miliar. Senasib, pendapatan hotel dan rumah makan turun 13,6 persen secara tahunan menjadi Rp76,848 miliar.

Tapi pendapatan lain lain seperti dari penyewaan kios, lahan dan gerbang hingga sponsor tumbuh 0,72 persen secara tahunan menjadi Rp277,59 miliar.

Sayangnya, beban pokok pendapatan dan beban langsung bengkak 3,99 persen secara tahunan menjadi Rp599,12 miliar.
Dampaknya, laba kotor tergerus 4,3 persen secara tahunan menjadi Rp666,77 miliar.

Sedangkan laba usaha turun 16,77 persen secara tahunan menjadi Rp372,36 miliar. Salah satu pos penekannya, beban umum dan administrasi naik 4,4 persen secara tahunan menjadi Rp261,67 miliar.

Pada periode yang sama, keuntungan penjualan aset tetap longsor 77,6 persen secara tahunan menjadi Rp23,242 miliar. Sebab, tahun 2024, PJAA tak lagi membukukan pembalikan akrual pajak bumi dan bangunan. Bandingkan dengan tahun 2023 yang membukukan Rp65,249 miliar.

Pembalikan akrual Pajak Bumi dan Bangunan diperoleh  keringanan pembayaran beban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2020 dan 2021 sebesar 50 persen berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 554 tahun 2023.

Akhirnya, Direktur Utama  PJAA, Winarto melaporkan laba bersih Rp177,79 miliar sepanjang tahun 2024. Hasil itu merosot 24,6 persen dibanding tahun 2023 yang mencapai Rp235,17 miliar.

Akibatnya, laba per saham dasar melorot ke level Rp111 per lembar pada akhir Desember 2024. Sedangkan akhir Desember 2023 berada di level Rp147 per helai.

Data tersebut tersaji dalam laporan k euangan tahun 2024 telah audit emiten taman wisata milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dikutip, Rabu 29 Januari 2025.

Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 10,5 persen secara tahunan menjadi Rp1,857 triliun pada akhir tahun 2024.

Pada sisi lain, total ekuitas bertambah 3,8 persen secara tahunan menjadi Rp1,733 triliun.

Abdul Segara

Check Also

Bank BNI Salurkan Kredit Ke WIFI Rp978 Miliar

MarketNews.id-Bank Negara Indonesia (BBNI), akan menyalurkan kredit investasi dengan nilai pinjaman Rp978 miliar kepada WEAVE, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *