MarketNews.id- Perusahaan perusahaan dibawah pengendalian Franky Oesman Widjaja terpantau saling memberi pinjaman dalam nilai jumbo dan jual saham.
Jelasnya, Bali Media Telekomunikasi, pemegang saham pengendali Smartfren Telecom (FREN) mendapat fasilitas pinjaman senilai USD525 juta dari Dian Swastatika Sentosa (DSSA) .
Manajemen DSSA menilai pemberian fasilitas ini akan mendatangkan pendapatan bunga selama 3 tahun mendatang atau kepemilikan saham bila Bali Media Telekomunikasi memilih membayarnya dengan cara konversi saham.
“Setelah Rencana Pinjaman menjadi efektif, Perseroan mengharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan konsolidasian Perseroan pada masa yang akan datang,” tulis manajemen DSSA dalam keterang resmi, Jumat 15 November 2024.
Pada saat bersamaan, DSSA menjual 22.486.218.200 lembar atau 4,7 persen porsi saham FREN kepada kepada Bali Media Telekomuniksi seharga Rp562,1 miliar. Dengan kata lain harga jual FREN Rp25 per helai.
Nilai jual itu telah melihat hasil penilaian Kantor Jasa Penilai Publik(KJPP) atas harga pasar FREN.
Hasilnya, berdasarkan metode diskonto arus kas, diperoleh hasil bahwa indikasi nilai pasar 100 persen saham FREN sebelum diskon likuiditas pasar adalah sebesar Rp 12,31 triliun. Dengan diskon likuiditas pasar sebesar 20 persen, maka nilai pasar 100 persen saham FREN adalah sebesar Rp 11,62 triliun.
Dengan demikian, nilai pasar 4,717 persen saham FREN berdasarkan metode diskonto arus kas adalah sebesar Rp 547,99 miliar.
KJPP menyimpulkan nilai pasar Objek Penilaian pada tanggal 30 Juni 2024 adalah sebesar Rp 541,59 miliar.
Dari aksi jual itu, DSSA berharap dapat meningkatkan kinerja keuangan konsolidasian pada masa yang akan datang yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham.
Abdul Segara