MarketNews.id Menjadi perusahaan publik, tentunya jadi impian dunia usaha agar perusahaan cepat berkembang. Lewat menjual saham kepada publik, juga diharapkan membuka peluang perusahaan untuk semakin besar dan memberikan manfaat buat pemegang sahamnya.
PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI), melihat masih begitu besarnya potensi pasar hingga berharap MHKI bisa tumbuh di tahun 2024 sebesar 20 persen. Optimisme ini didasarkan pada masih besarnya peluang usaha perseroan. Dimana dari 60 juta ton limbah berbahaya sebagai potensi pasar baru 0,13 persen yang dikelola oleh MHKI.
Dalam paparannya, Direktur MHKI, Alwi menargetkan pertumbuhan pendapatan perseroan sebesar 15-20 persen pada tahun 2024, dengan di topang masih besarnya peluang pengolahan limbah.
Menurut Alwi, perseroan mencatatkan pertumbuhan pendapatan secara konsisten sejak tahun 2020.
“Sampai dengan bulan September 2023 kami sudah mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,5 persen. Bahkan di tahun 2024, kami optimis mencapai pertumbuhan 15-20 persen,” kata Alwi.
Ia menambahkan, pertumbuhan pendapatan itu ditopang dengan besarnya peluang pengolahan limbah di Indonesia yang belum di jamah perseroan.
“Total limbah berbahaya di Indonesia mencapai 60 juta ton, nah, kami baru mengolah 0,13 persen dari total volume limbah itu,” ungkap dia.
Sebagai gambaran, MHKI membukukan pendapatan Rp108 miliar dalam sembilan bulan 2023. Hasil itu naik 13,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2022 sebesar Rp95,32 miliar.
Sementara itu, laba bersih untuk periode yang berakhir 30 September 2023 tercatat Rp23,25 miliar atau lebih rendah 5,56 persen dibandingkan periode yang sama di 2022 senilai Rp24,62 miliar.
Dengan demikian, net profit margin (NPM) MHKI pada Kuartal III-2023 berada dalam kategori yang tinggi, yakni sebesar 21,53 persen.
Sementara itu, Direktur Utama MHKI, Shahabuddin mengatakan, perseroan akan meningkatkan profitablitas dengan cara melakukan penekanan biaya pengolahan.
“Misalnya, biaya tranportasi akan dikurangi dengan cara mendekati sumber limbah. Kalau perusahaannya di Kalimantan, kami akan buka di Kalimantan. Selain itu, pendekatan dengan sumber limbah juga lebih aman,” papar dia.
Shahabuddin menambahkan, peluang peningkatan kinerja kian terbuka setelah meraih IPO sebesar Rp120 miliar. Dimana dana tersebut untuk belanja modal (capex) dengan porsi 97,9 persen.
Rinciannya, sebesar 60,32 persen untuk memenuhi kebutuhan capex terkait rencana pembangunan pabrik di Lamongan, di Jawa Timur, sedangkan sebesar 39,68 persen untuk capex di Head Office MHKI.
Sementara itu, sisa dana hasil IPO sebesar 2,1 persen akan dimanfaatkan sebagai modal kerja (working capital) MHKI, yaitu berupa penambahan persediaan bahan baku dan biaya operasional, pungkas Shalahuddin.