Manajemen baru PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), tetap optimistis sepanjang tahun 2024 kredit yang akan disalurkan tumbuh dua Digit alias di atas 10 persen. Optimisme ini didasarkan pengalaman tahun sebelumnya dimana emiten Bank ini akan fokus salurkan kredit buat segmen ultra mikro yang akan jadi andalan pertumbuhan di 2024.
Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menargetkan pertumbuhan kredit 2024 bisa mencapai double digit, di kisaran 10-11 persen (year-on-year), membuat prospek harga saham perseroan diramal cerah ke depan.
Direktur Utama BBRI Sunarso mengungkapkan, perseroan memiliki strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit secara agresif pada 2024.
“Kalau tahun lalu, kredit BRI tumbuh 11,2% persen, kemudian kami ingin tetap tumbuh agresif di 2024, yakni 10-11 persen dari nominal ribuan triliun, jadi cukup besar.
Strateginya, BRI akan tetap fokus di UMKM , kami sudah canangkan go smaller, yakni masuk ke segmen ultra mikro. Oleh karena itu, Holding UMi juga kami jadikan sumber pertumbuhan baru,” urai Sunarso dalam keterangan tertulis, Sabtu 2 Maret 2024.
Komitmen BBRI untuk tumbuh berkualitas secara berkelanjutan dinilai positif oleh para investor. Riset dari berbagai perusahaan sekuritas, menargetkan harga saham BBRI di angka Rp6.800 per lembar. Didorong pendapatan dari pertumbuhan kredit, kontribusi Kupedes yang lebih besar, pengendalian biaya, dan juga normalisasi biaya kredit.
Beberapa analis rekomendasi ‘Buy’, dengan target harga yang lebih tinggi sebesar Rp6.800. Kami mencapai 3 kali PBV menggunakan GGM dengan asumsi ROE 21% dan growth 7 persen.
Konsensus yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 34 analis menghasilkan target harga saham BBRI di Rp6.659,94 dalam 12 bulan ke depan. Sebanyak 33 analis merekomendasikan “Buy” untuk saham BBRI.
Seperti diketahui, hingga akhir 2023, BRI berhasil mendorong penyaluran kredit tumbuh 11,2 persen (y-o-y) menjadi Rp1.266,4 triliun. Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan penyaluran kredit industri perbankan nasional, yakni 10,4 persen (y-o-y) sepanjang 2023.