MarketNews.id Pasar modal khususnya pasar saham, masih jadi favorit dunia usaha untuk meraih pendanaan murah dan mudah untuk mengembangkan usaha lewat jual saham kepada masyarakat.
Dukungan otoritaspun juga sangat korporatif, dimana otoritas menyiapkan pasar yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam menghimpun dana.
Saat ini, setidaknya sudah ada 17 perusahaan yang masuk dalam antrian emiten baru yang akan mencatatkan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 17 perusahaan yang bersiap menjadi emiten baru. Berdasarkan data pipeline IPO BEI per 3 Maret 2024, dari 17 perusahaan sebanyak 14 diantaranya beraset skala menengah antara Rp50 miliar sampai Rp 250 miliar, dua perusahaan beraset skala besar di atas Rp 250 miliar, dan satu perusahaan beraset skala kecil di bawah Rp50 miliar.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, berdasarkan sektor, Ia menjelaskan lima perusahaan sektor industri, empat perusahaan sektor barang konsumen primer, tiga perusahaan sektor teknologi, dua perusahaan sektor barang baku, dua perusahaan sektor barang konsumen non primer, serta satu perusahaan sektor infrastruktur.
“Sedangkan sampai 1 Maret 2024, telah tercatat 19 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp3,45 triliun,” ungkap Nyoman, Senin 4 Maret 2024.
Sedangkan untuk penerbitan Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), Nyoman mengungkapkan selama tahun ini telah diterbitkan sebanyak 15 emisi dari 13 penerbit EBUS dengan dana dihimpun mencapai Rp15,3 triliun.
Sehingga, total EBUS tercatat di BEI saat ini sejumlah 549 emisi, dengan outstanding senilai Rp 467,34 triliun dan 32,362 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang diterbitkan oleh 128 perusahaan.
Adapun, untuk Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI sejumlah 186 seri, dengan nominal mencapai Rp5.810,39 triliun dan 502,10 juta dolar AS, ditambah Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp3,25 triliun.
Lebih lanjut, Nyoman menjelaskan terdapat empat perusahaan tercatat yang telah menerbitkan right issue selama tahun ini, dengan total nilai sebesar Rp3,08 triliun. “Masih terdapat 24 perusahaan tercatat dalam antrean rights issue BEI,” ujar Nyoman.
Pasar modal Indonesia optimistis jumlah perusahaan tercatat di BEI dapat mencapai 1.000 emiten pada tahun ini, dimana saat ini telah mencapai 922 emiten, dengan sebanyak 17 perusahaan dalam antrian IPO.
Dari sisi jumlah perusahaan baru yang masuk Bursa (IPO), BEI selalu di posisi pertama dibanding dengan negara Asean. Bila target 1000 emiten hingga akhir tahun, tampaknya tidak jauh berbeda dengan target tahun 2023 lalu.
Proses IPO memang bukan semata pekerjaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI. Lembaga penunjang seperti penjamin emisi dan turunannya justru jadi kunci utama untuk menyaring perusahaan yang akan IPO. Agar emiten tetap berkualitas dan layak jadi perusahaan publik.