MarketNews.id Bukan pasar modal namanya bila tidak terjadi aksi ambil untung yang berdampak pada menurunnya Indeks. Seperti diketahui, dalam beberapa pekan terakhir, tepatnya setelah Pilpres berlangsung. Indeks secara gradual alami kenaikan diikuti naiknya volume dan transaksi perdagangan. Pada pekan ini, serentak hampir semua indikator perdagangan alami penurunan yang berdampak juga pada turunnya Indeks.
Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 19-23 Februari 2023, rata-rata nilai transaksi harian ( RNTH ) tercatat anjlok 26,56 persen menjadi Rp10,15 triliun dari Rp13,82 triliun per hari pada pekan sebelumnya.
Berdasarkan data perdagangan saham di BEI yang dikutip Jum’at 23 Pebruari 2024, kinerja negatif juga terjadi pada data rata-rata volume transaksi harian selama sepekan terakhir, melorot 13,04 persen menjadi 15,41 miliar saham dari sepekan sebelumnya yang mencapai 17,72 miliar saham per hari.
Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian dalam sepekan terpantau hanya 1.268.643 kali atau mengalami penurunan hingga 20,01 persen dibandingkan sepekan sebelumnya, yakni 1.294.615 kali transaksi per hari.
Pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) berada di level 7.295 atau menyusut 0,55 persen dibandingkan posisi penutupan akhir pekan sebelumnya 16 Pebruari 2024 yang berada di level 7.335.
Dengan posisi IHSG yang berakhir di level 7.295, maka nilai kapitalisasi pasar di BEI pada akhir pekan ini menjadi Rp11.572,22 triliun atau menurun 0,27 persen dibandingkan market cap akhir pekan sebelumnya yang mencapai RpRp11.603,01 triliun.
Pada perdagangan Jumat 23 Pebruari 2024, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp1,05 triliun. Sementara itu untuk sepanjang tahun ini yang berakhir 23 Februari 2024, investor asing sudah mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp21,08 triliun.
Sepanjang tahun 2024 ini sudah 18 emiten baru tercatat di BEI. Jadi total emiten yang tercatat saat berjumlah 920 Perusahaan atau emiten. Sementara masih ada 59 calon emiten yang sedang antri giliran untuk dicatatkan di BEI.