MarketNews.id Transparansi dalam menjalankan usaha buat perusahaan publik adalah mutlak. Apalagi bila rencana perusahaan tersebut sudah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), kembali akan menggelar RUPS untuk meminta persetujuan pemegang saham untuk merubah penggunaan dana hasil rights issue awal Juli 2023.
Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), berencana melakukan perubahan terhadap rencana penggunaan dana hasil rights issue (PMHMETD) yang diterbitkan pada 4 Juli 2023.
Sekretaris Perusahaan, Irma Euginia mengatakan, perubahan rencana alokasi dana tersebut dibutuhkan karena serapan belum optimal. Dari perolehan dana sebesar Rp238 miliar, kini status sisa dana iddle mencapai 88,98 persen atau sekitar Rp204,51 miliar.
Dalam rencana yang ditetapkan sebelumnya, dana hasil rights issue akan dialokasikan sebesar 47,24 persen untuk belanja modal dalam rangka pengerjaan proyek yang saat ini sedang dikerjakan dan untuk persiapan pelaksanaan proyek baru. Namun realisasinya hingga saat ini dana tersebut belum terserap seluruhnya.
Kemudian dalam rencana sebelumnya, sebanyak 43,48 persen akan digunakan untuk modal kerja dalam melaksanakan kegiatan usaha perseroan dan tidak
terbatas pada pembayaran beban subkontraktor. Oleh sebab itu diperlukan persetujuan dari pemegang saham untuk melakukan perubahan alokasi belanja.
“Untuk itu perseroan berencana untuk meminta persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) Perseroan atas rencana perubahan penggunaan dana tersebut yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 8 Januari 2024,” ujar Irma dalam keterbukaan informasi publik BEI, Kamis 4 Januari 2024.
Dalam rencana ke depan, perseroan akan mengalokasikan sisa dana hasil right issue tersebut sebesar Rp165.000.000 ribu atau sekitar 80,68 persen untuk pembelian saham dari pihak terafiliasi dengan perseroan.
Apabila rencana transaksi ini dilaksanakan dan disetujui oleh pemegang saham, maka total aset perseroan mengalami kenaikan sebesar 5,02 persen dari posisi per 31 Juli 2023. Jumlah ini berasal dari penambahan aset pertambangan sebesar Rp162,25 miliar dan penambahan aset Lain-lainnya sebesar Rp14.193.735 ribu.
Total liabilitas juga akan meningkat sebesar 140,12 persen dari posisi per 31 Juli 2023, terutama berasal dari penambahan utang lain-lain sebesar Rp222,53 juta kepada pihak ketiga dan sebesar Rp67,17 miliar kepada pihak berelasi.
“Total ekuitas akan menurun sebesar 21,74 persen dari posisi per 31 Juli 2023, terutama berasal dari penurunan tambahan modal disetor karena selisih antara harga,” pungkasnya.