Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) Akan Terbitkan Tiga Surat Utang Senilai Rp5, 08 Triliun

Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) Akan Terbitkan Tiga Surat Utang Senilai Rp5, 08 Triliun

MarketNews.id Buat perusahaan besar sekelas PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP), menerbitkan surat utang secara bersamaan senilai Rp5, 08 triliun dapat terealisasi dengan mudah. Bila tidak ada kendala dalam waktu dekat Perusahaan bubur kertas ini akan menerbitkan tiga jenis surat utang berbeda dengan dominasi yang berbeda pula. Sebagian besar hasil penjualan surat utang ini akan digunakan untuk membayar utang dan modal kerja serta pembelian bahan baku dan biaya overhead.

PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) akan menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi rupiah, sukuk, dan obligasi dolar AS dengan nilai total Rp 5,08 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk pembayaran (refinancing) utang dan modal kerja emiten Grup Sinar Mas tersebut.

Manajemen Indah Kiat dalam prospektus obligasi yang dikutip pada Selasa 23 Januari 2024 mengungkapkan, pihaknya akan menerbitkan obligasi berkelanjutan IV tahap IV tahun 2024 senilai Rp 4 triliun. Pada saat bersamaan, produsen pulp & kertas ini juga akan menerbitkan obligasi syariah (sukuk) mudharabah berkelanjutan III tahap IV tahun 2024 senilai Rp 695,09 miliar.

Selain itu, Indah Kiat akan merilis obligasi dolar berkelanjutan I tahap III tahun 2024 sebesar US$ 25 juta atau setara Rp 391,78 miliar. Dengan demikian, total dana yang akan dihimpun dari penerbitan tiga surat utang itu mencapai Rp 5,08 triliun.

Emiten berkode saham INKP tersebut akan menawarkan obligasi senilai Rp 4 triliun dalam dua seri, yakni seri A senilai Rp 906,68 miliar dengan bunga 10,25 persen dan jangka waktu tiga tahun, serta seri B sebesar Rp 111,84 miliar dengan bunga 10,75 persen dan jangka waktu lima tahun. Sisa pokok obligasi yang ditawarkan sebesar Rp 2,98 triliun akan dijamin secara kesanggupan terbaik.

Sukuk mudharabah juga ditawarkan dalam dua seri, yakni seri A senilai Rp 349,69 miliar dengan bagi hasil ekuivalen 10,25 persen dan bertenor tiga tahun, serta seri B sebesar Rp 43,72 miliar dengan bagi hasil setara 10,75 persen dan bertenor lima tahun. Sisa dari dana sukuk mudharabah yang ditawarkan sebanyak-banyaknya Rp 301,68 miliar akan dijamin secara kesanggupan terbaik.

Pada saat bersamaan, INKP juga menawarkan obligasi dolar AS yang terbagi dalam dua seri, yakni seri A sebesar US$ 3,6 juta dengan bunga 7 persen dan berjangka waktu tiga tahun, serta seri B senilai US$ 2,37 juta dengan bunga 8 persen dan berjangka waktu lima tahun. Sisa pokok obligasi yang ditawarkan sebesar US$ 19,02 juta akan dijamin secara kesanggupan terbaik.

Ketiga obligasi tersebut akan memasuki masa penawaran pada 1-2 Februari 2024, dengan tanggal penjatahan pada 5 Februari dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 12 Februari 2024.

Perseroan telah menunjuk PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mega Capital Sekuritas, PT Sinarmas Sekuritas, PT Sucor Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi dan sukuk mudharabah. Sedangkan PT Bank KB Bukopin Tbk sebagai wali amanat.

Untuk obligasi dolar, INKP memberi mandat kepada BCA Sekuritas, Indo Premier Sekuritas, Sinarmas Sekuritas, dan Sucor Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Bank KB Bukopin juga bertindak sebagai wali amanat.

Menurut manajemen INKP, sekitar 50 persen dana hasil penerbitan obligasi berkelanjutan IV tahap IV akan digunakan untuk pembayaran utang perseroan dan sisanya untuk modal kerja perseroan berupa pembelian bahan baku, bahan pembantu produksi, energi dan bahan bakar, barang kemasan serta biaya overhead.

Sedangkan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum sukuk mudharabah dialokasikan untuk modal kerja perseroan berupa pembelian bahan baku, bahan pembantu produksi, energi dan bahan bakar, barang kemasan serta biaya overhead.

Selanjutnya, dana dari penawaran obligasi dolar, sekitar 75 persen akan digunakan untuk pembiayaan sebagian dari pembelian equipment pabrik yang sedang dibangun. Sisanya sebanyak 25 persen dana hasil obligasi akan digunakan untuk pembiayaan sebagian dari pekerjaan sipil, di antaranya namun tidak terbatas pada pekerjaan persiapan lahan, pondasi, tiang pancang, pembangunan jalan, akses dan drainase, pembangunan jembatan, dan bangunan pabrik.

Check Also

Pertamina Kerahkan Helikopter Antar Logistik Ke Aceh Tamiang

MarketNews.id-Upaya penanganan darurat oleh sumber daya pemerintah yang ada bagi warga yang terdampak bencana di …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *