Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Catat Penurunan Laba 35,79 persen Jadi USD1, 22 Miliar Di Kuartal III 2023

Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Catat Penurunan Laba 35,79 persen Jadi USD1, 22 Miliar Di Kuartal III 2023

MarketNews.id Buat bisnis pertambangan, harga jual jadi salah satu barometer untuk menilai kinerja perusahaan. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), alami penurunan laba bersih meskipun volume penjualan alami peningkatan signifikan.

Meningkatnya volume batubara yang dijual, tidak menjamin laba perusahaan ikut naik, lantaran harga jual justru alami penurunan signifikan dalam sembilan bulan pertama tahun ini dan berdampak terjadinya penurunan laba hingga 35 persen di banding tahun lalu. Meskipun demikian, perseroan tetap optimistik hingga akhir tahun ADRO akan mencatat kinerja positif, ujarnya.

Selama sembilan bulan pertama tahun ini, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan pendapatan USD4,98 miliar atau melorot 16 persen (y-o-y), namun perseroan optimistis bisa mencapai target di sepanjang 2023.

Menurut Presiden Direktur ADRO, selama periode Januari-September 2023, produksi dan penjualan masing-masing mengalami kenaikan 12 persen dan 11 persen menjadi 50,73 juta ton dan sebanyak 49,12 juta ton, yang diofset dengan penurunan 25 persen pada harga jual rata-rata (ASP).

“Walaupun menghadapi penurunan harga dan tekanan biaya karena inflasi, model bisnis kami yang terintegrasi tetap berkinerja baik. Kami berada di posisi yang baik untuk mencapai target di sepanjang 2023, berkat dukungan eksekusi yang baik di setiap bisnis,” kata Garibaldi dalam keterangannya pada pelaksanaan Public Expose Live 2023, Selasa 28 Nopember 2023.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini perseroan berada di posisi yang tepat untuk ambil bagian pada inisiatif hilirisasi Indonesia, yang menekankan komitmen terhadap pertumbuhan berkelanjutan secara jangka panjang.

Seperti diketahui, selama sembilan bulan pertama di 2023, jumlah laba bersih ADRO hanya USD1,22 miliar atau anjlok 35,79 persen dibanding periode yang sama di 2022 sebesar USD1,9 miliar.

Untuk periode Januari-September 2023, ADRO sudah merealisasikan belanja modal (capex) mencapai USD473 juta atau meningkat 71 persen (y-o-y), yang sebagian besar digunakan investasi pada alat berat, tongkang dan infrastruktur pendukung rantai pasok, serta memulai investasi pada smelter aluminium.

Pada sisi kinerja operasional, selama sembilan bulan pertama di 2023 total volume penjualan ADRO mencapai 49,12 juta ton atau meningkat 11 persen (y-o-y). Capaian ini dinilai masih sejalan dengan target volume penjualan di sepanjang 2023 yang sekitar 62 juta-64 juta ton.

Sementara itu, volume produksi untuk periode Januari-September 2023 tercatat meningkat 12 persen (y-o-y) menjadi 50,73 juta ton. Sedangkan, volume pengupasan lapisan penutup tercatat meningkat 25 persen (y-o-y) menjadi 217,43 Mbcm. Nisbah kupas pada sembilan bulan pertama di 2023 tercatat 4,29x atau meningkat 12 persen (y-o-y).

Adapun penjualan batubara metalurgi melalui anak perusahaan, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) untuk periode Januari-September 2023 sebanyak 3,01 juta ton atau meningkat 38 persen (y-o-y). Seperti diketahui, ADMR menargetkan volume penjualan di 2023 berkisar 3,8 juta-4,3 juta ton.

Check Also

Akuntan Ragukan Kelangsungan Usaha BATA, Lantaran Utang Yang Menumpuk

MarketNews.id- Akuntan Publik penelaah laporan keuangan semester I 2024 Sepatu Bata (BATA) mengungkapkan, keraguan kelangsungan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *