Home / Corporate Action / Kemenperin Akan Hitung Dampak Impor Baju Bekas Terhadap Industri Tekstil Dan Produk Tekstil

Kemenperin Akan Hitung Dampak Impor Baju Bekas Terhadap Industri Tekstil Dan Produk Tekstil

MarketNews.id Heboh baju bekas impor seperti mencapai antiklimak dengan dipamerkannya pembakaran pakaian bekas impor yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia. Selesaikah persoalan impor baju bekas ini?

Maraknya impor pakai bekas ini tidak lepas dari adanya potensi pembeli dari masyarakat yang butuh pakaian tapi tidak sanggup membeli yang baru. Apalagi menjelang hari raya Lebaran yang sudah menjadi kebiasaan buat masyarakat kebanyakan untuk menggunakan pakaian terbaiknya dalam menyambut hari raya Idulfitri.

Disisi lain, pemerintah berharap masyarakat membeli membeli pakaian produk dalam negeri yang saat ini kapasitas terpasangnya masih besar alias kekurangan pesanan. Tapi sayangnya, Pemerintah lewat Kemenperin, baru akan lakukan pendalaman atas kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) atas dampak dari baju bekas impor.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal melakukan pemetaan dan penghitungan terkait dampak thrifting baju bekas impor ilegal terhadap industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di dalam negeri.

Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil ( IKFT ) Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito mengatakan bahwa saat ini memang industri TPT domestik sedang diterpa berbagai permasalahan yang cukup serius sehingga utilitasnya belum sepenuhnya membaik. Setelah dihantam badai pandemi, industri TPT dihadapkan persoalan isu thrifting baju bekas impor ilegal hingga PHK massal.

“Ini sulit juga (dampak pasti thrifting terhadap industri TPT, kan ini ilegal tidak tercatat dan tidak terkalkulasi jumlah pastinya. Jadi kita harus hitung secara khusus dan kita analisa,” ujar Warsito di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Dikatakan Warsito bahwa saat ini tingkat utilitas industri TPT saat ini baru sekitar 70 – 80 persen. Sebelumnya industri ini terpukul akibat badai pandemi sehingga tingkat utilitasnya anjlok lantaran minat pasar domestik dan luar negeri turun drastis. Namun pihaknya optimis tahun ini sektor industri TPT bisa kembali bangkit seiring dengan mulai mengalirnya permintaan yang salah satunya dipicu oleh momentum ramadhan dan lebaran.

“Kami proyeksikan industri TPT bisa optimis naik sekitar 10-15 persen. Di semester I ini pasar luar negeri khususnya Eropa sudah menunjukkan perbaikan,” lanjutnya.

Check Also

Astra Grup Di COP29 Baku: Kontribusi Keberlanjutan Untuk Dukung Ketahanan Iklim Indonesia

MarketNews.id-Astra kembali mendukung Paviliun Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *