MarketNews.id Kerugian yang dideritanya oleh PT Kimia Farma (KAEF) sepanjang 2022 lalu, sebenarnya, sudah terlihat sejak semester pertama 2022. Manajemen sudah menyadari sinyal tersebut dari mulai turun nya pendapatan hingga 20,4 persen di semester pertama 2022. Untuk memperbaiki kinerja saat itu, manajemen akan fokus pada operational excellence hingga manajemen siap mengantisipasi dengan cepat setiap ada perubahan.
Emiten BUMN industri farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membukukan penurunan kinerja pada 2022, sehingga laba bersih sebesar Rp289,88 miliar sepanjang tahun 2021 berbalik menjadi rugi bersih Rp109,78 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, Jumat 31 Maret 2023, KAEF tercatat mengalami penurunan penjualan neto sebanyak 25,29 persen, dari Rp12,85 triliun pada 2021 menjadi Rp9,60 triliun pada 2022.
Seiring itu, jumlah beban pokok penjualan KAEF selama tahun lalu menurun 28,95 persen dari semula Rp8,46 triliun pada 2021 menjadi Rp6,01 triliun pada tahun 2022. Sehingga per akhir 2022, KAEF tercatat meraih laba bruto sebesar Rp3,59 triliun, turun dibandingkan Rp4,39 triliun pada 2021.
Untuk laba usaha KAEF membukukan Rp558,07 miliar per akhir 2022, turun dari akhir 2021 yang mencapai Rp985,63 miliar.
Selanjutnya, KAEF juga meraih rugi bersih tahun berjalan untuk jangka waktu yang berakhir 31 Desember 2022, yakni sebesar Rp109,78 miliar, berbanding senilai Rp289,88 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk per akhir 2022 sebesar Rp60,62 miliar. Jumlah ini melonjak dibandingkan per akhir 2021 sebanyak Rp8,36 miliar.
Per 31 Desember 2022, KAEF terpantau memiliki jumlah liabilitas yang naik menjadi Rp11,01 triliun, dari Rp10,52 triliun per 31 Desember 2021. Sedangkan, total ekuitas hingga 31 Desember 2022 tercatat sebesar Rp9,33 triliun, atau meningkat dibanding 31 Desember 2021 yang mencapai Rp7,23 triliun.