MarketNews.id Manusia berencana, sementara Tuhan yang memutuskan apakah rencana itu tercapai atau tidak. Awalnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak daan Gas Bumi (SKK Migas) menetapkan outlook produksi untuk minyak sekitar 700.000 bopd. Sedangkan buat produksi gas ditargetkan sebesar 6.000 MMscfd tahun ini.
Lantaran terjadinya beberapa masalah di lapangan, SKK Migas memutuskan menurunkan target Produksi minyak jadi 626.000 barel minyak per hari dan 5.527 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) hingga Akhir Desember 2022.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menetapkan outlook konservatif untuk produksi minyak dan gas (migas) hingga akhir tahun ini.
SKK Migas menetapkan outlook produksi untuk minyak di kisaran 626.000 barel minyak per hari (bopd) hingga akhir 2022. Outlook itu lebih rendah dari target awal tahun yang dipatok hingga 700.000 bopd.
Sementara itu, outlook produksi gas ikut ditekan di posisi 5.527 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) sampai dengan Desember 2022. Padahal, outlook produksi gas sempat ditargetkan mencapai 6.000 MMscfd tahun ini.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohammad Kemal mengatakan, penyesuaian outlook produksi migas itu disebabkan karena produksi pada akhir 2021 yang sudah terlanjur rendah. Konsekuensinya, rencana produksi pada tahun ini tidak memenuhi target yang ditetapkan.
“Produksi pada akhir 2021 lebih rendah dari yang diperkirakan,” kata Kemal, seperti dikutip bisnis. com.
Selain itu, Kemal mengatakan, terdapat sejumlah penghentian operasi tanpa rencana atau unplanned shutdown di sejumlah lapangan. Misalkan, sepanjang triwulan ketiga 2022, terdapat lima kasus penghentian operasi dengan potensi produksi hilang yang cukup besar.
SKK Migas melaporkan PT Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatra (PHE OSES) mengalami kebocoran pipa dan plugging sepanjang Juli hingga Agustus 2022. Akibatnya, potensi kehilangan produksi pada lapangan itu mencapai sekitar 30.000 bopd.
Selain itu, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) melaporkan terjadinya kebocoran pada selang pembongkaran yang menyebabkan potensi produksi minyak hilang mencapai sekitar 30.000 bopd pada September 2022.
SKK Migas turut melaporkan terjadi penghentian operasi pada dua lapangan gas yang dikerjakan oleh PT Pertamina EP dan Train 2 Tangguh-BP dengan potensi kehilangan produksi sekitar 300 MMscfd sepanjang Agustus hingga September 2022.
“Jadi turunnya outlook produksi tahun ini disebabkan karena adanya unplanned shutdown, selain adanya delay pada kegiatan pemboran dan onstream fasilitas produksi,” kata dia.