Home / Korporasi / BUMN / PT Bukit Asam Ambil Alih PLTU Milik PLN Di Pelabuhan Ratu Dengan Kapasitas 3 X 350 Megawatt

PT Bukit Asam Ambil Alih PLTU Milik PLN Di Pelabuhan Ratu Dengan Kapasitas 3 X 350 Megawatt

MarketNews.id Sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam beberapa tahun ini semakin masif. Sinergi dapat terjadi lantaran usaha yang sejenis bisa juga lantaran saling mengisi hingga terjadi kolaborasi dua atau lebih entiti bisnis untuk bersinergi.

Hari ini, Selasa 18 Oktober 2022 telah ditandatangani kesepakatan kerjasama PLTU milik PLN yang berkapasitas 3 X 350 Mega Watt (MW) berada di Pelabuhan Ratu dengan PT Bukit Asam sebagai konsumen PLTU . Kerjasama ini diharapkan akan bermanfaat buat kedua entitas bisnis ke depan.

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) ambil alih Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) milik PT PLN (Persero). Adapun PLTU yang diakuisisi oleh PTBA adalah PLTU Pelabuhan Ratu berkapasitas 3 x 350 Mega Watt (MW).

Kesepakatan pembelian PLTU Pelabuhan Ratu oleh PT BA kepada PLN itu diketahui dalam penandatanganan kerjasama yang berlangsung di sela acara SOE International Conference, Nusa Dua, Bali hari ini Selasa 18 Oktober 2022.

Penandatanganan kerjasama tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury beserta Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN Hartanto Wibowo dan juga Direktur Utama PT BA Arsal Ismail.
Dirut PTBA, Arsal Ismail membenarkan, bahwa hari ini sudah ditandatangani MoU antara PTBA dan PLN perihal peralihan PLTU Pelabuhan Ratu tersebut.

“Bukan dikatakan membeli ( PLTU ) tapi kita lakukan kolaborasi. Karena PLN dengan kita sama-sama akan menuju net zero emission. Kebeneran saja PTBA masih liquid, jadi yang kita ambil alih,” ungkap Arsal saat ditemui di SOE International Conference, Nusa Dua, Bali, Selasa 18 Oktober 2022.

Sayangnya Arsal belum bisa membeberkan berapa nilai akuisisi PLTU milik PLN itu. Ia hanya mengatakan bahwa terkait dengan nilainya masih dalam proses due diligence antara kedua belah pihak.

Soal pembelian PLTU ini, lanjut Arsal, menjadi satu bagian dari rencana pensiun PLTU . Dengan akuisisi PLTU ini, jangka waktu pensiun PLTU tersebut akan mengalami percepatan dari yang sebelumnya 23 tahun menjadi 15 tahun.

“Ketika sudah diakuisisi ke PT BA,  off taker  listrik-nya tetap PLN, karena itu di pelabuhan ratu. Kita manfaatkan untuk jangka umur yang tadinya 24 tahun menjadi 15 tahun,” tandas dia.

Wamen BUMN I, Pahala Mansury menyebut dengan pengalihan aset PLTU batu bara dari PLN ke PT BA diharapkan dapat mempercepat proses pensiun dini PLTU . Meski begitu, ia juga belum dapat membeberkan mengenai nilai akuisisi pembangkit.

“Ya memang tujuan utamanya setelah nanti diambil alih PT BA kemudian nanti akan mendapatkan pembiayaan dari blended financing kita harapkan kita bisa memperpendek waktu untuk mengkorelasikan PLTU batu bara ini dari yang tadinya 24 tahun menjadi 15 tahun,” ujarnya.

Check Also

Hero Masih Alami Rugi Bersih Rp5,855 Miliar Di 2024

MarketNews.id-DFI Retail Nusantara (HERO) membukukan pertumbuhan pendapatan 3,5 persen secara tahunan menjadi Rp4,543 triliun pada …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *