Marketnews.id Berbeda dengan proses IPO emiten startup dan Unicorn sebelumnya, IPO PT Wir Asia diganduli atau disandingkan beberapa nama besar yang sudah menjadi pemenang saham. Sebelum perusahaan ini IPO besok Senin, 4 April 2022.
Nama besar atau publik figur yang menjadi pemegang saham PT Wir Asia diharapkan jadi daya tarik sendiri buat pemegang saham publik untuk beli saham PT Wir Asia.
Bursa Efek Indonesia akan kedatangan emiten teknologi, PT Wir Asia Tbk. (WIRG), pada Senin 4 April 2022. WIRG menawarkan 2,33 miliar saham baru dalam penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Harga pelaksanaan telah ditetapkan di level Rp168.
WIRG merupakan perusahaan dengan bidang usaha pengembangan augmented reality (AR) dan metaverse. IPO kali ini sekaligus berpeluang menjadi ladang cuan para pemegang saham lama, termasuk crazy rich.
Dalam prospektusnya, WIRG menjelaskan bahwa pemegang saham terbesar pra-IPO adalah PT PT Wir Global Kreatif (WGK) dengan kepemilikan 22,46 persen dan PT Laut Biru Teknologi (LBT) 36,01 persen. Sisanya tersebar ke sejumlah entitas dan individu.
Mengacu pada prospektus, WIRG merupakan salah satu perusahaan yang berkontribusi di perkembangan ekosistem metaverse dunia yang dibahas pada media internasional Forbes.ge.
Selain itu, banyak pemegang saham WIRG yang namanya sudah tidak asing lagi di kalangan pelaku pasar maupun khalayak ramai.
Beberapa nama tersebut seperti Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal sebagai Yenni Wahid putri mediang presiden RI ke-4 Gus Dur yang memegang 2,4% saham perseroan sebelum IPO.
Selanjutnya ada juga nama Pieter Tanuri sebagai salah satu businessman dan pemegang saham Bali United (BOLA) yang memiliki 0,51% saham WIRG sebelum IPO.
Ada juga nama Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningkrat yang menjadi direktur utama emiten energi PT Indika Energy Tbk (INDY) yang memegang 0,13% saham perseroan.
Mengacu pada laporan keuangan perseroan pada Juli 2021, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 348 miliar. Angka ini naik dari Rp 278,3 miliar pada periode yang sama tahun 2020.
Sebanyak 68% pendapatan dikontribusikan oleh segmen penjualan voucher pulsa dan listrik. Sisanya datang dari pengembangan aplikasi perangkat lunak, iklan media digital, konsultasi merek, komisi dan konsultasi serta sewa peralatan penyiaran.
Meskipun secara top line pertumbuhannya pesat, namun laba bersih WIRG yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun dari Rp 17,16 miliar menjadi Rp 7,57 miliar. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan beban usaha dari Rp 17,28 miliar pada Juli 2020 menjadi Rp 24,45 miliar pada Juli 2021.