Marketnews.id Plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun 2021 ini telah ditambah dari Rp253 triliun menjadi Rp 285 triliun. Dari jumlah tersebut, Hingga awal Nopember 2021 telah disalurkan KUR lebih dari 273 triliun. Jumlah ini setara 83,19 persen dari target dan telah disalurkan kepada 6.282.042 debitur. Jumlah kredit yang di salurkan di atas telah mendekati sasaran yang dituju.
Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) terus mendorong agar penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) terus dioptimalkan agar bisa segera dimanfaatkan oleh para UMKM .
Melalui KUR dengan suku bunga murah yaitu 3 persen, diyakini akan berdampak positif bagi bergulirnya perekonomian nasional.
Deputi Bidang Mikro Kemenkop UKM, Eddy Satriya, mengatakan, plafon KUR tahun 2021 ini dinaikkan dari sebelumnya Rp253 triliun menjadi Rp285 triliun.
Dari pagu itu, realisasi penyaluran KUR tahun 2021 sampai dengan 3 November 2021 berdasarkan data Sistem Informasi Kredit Program ( SIKP ) mencapai Rp237,08 triliun. Jumlah ini setara 83,19 persen dari target dan diberikan kepada 6.282.042 debitur.
Dari total pagu yang direalisasikan tersebut secara rinci terbagi melalui KUR Super Mikro sebesar Rp9,02 triliun kepada 1.025.706 debitur. Kemudian KUR Mikro sebesar Rp147,82 triliun kepada 4.841.327 debitur.
Selanjutnya KUR Kecil/ khusus sebesar Rp80,22 triliun kepada 413.886 debitur. Kemudian KUR Penempatan TKI sebesar Rp17,29 milyar kepada 1.123 debitur.
“Jadi KUR sudah capai 83 persen lebih sebesar Rp237 triliun yang diberikan ke 3,6 juta debitur. Besar harapan kami, dengan kebijakan program KUR dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ungkap Eddy saat konferensi pers virtual, Jumat, 5 Nopember 2021.
Dijelaskan bahwa dalam penyaluran KUR masih ditemui beberapa kendala teknis di lapangan. Bahkan informasi yang diterima oleh KemenkopUKM masih ada bank penyalur yang mengenakan agunan atau jaminan bagi pengajuan KUR dengan nilai di bawah Rp100 juta. Padahal dalam aturannya KUR dengan plafon tersebut tidak memerlukan jaminan.
“Khusus untuk KUR kami dapat masukan bahwa di dalam perjalanannya masih ada debitur yang dipersulit khususnya mereka yang mengajukan KUR Mikro dan Supermikro yang dimintai agunan.
Kendala ini akan kita rapatkan dengan stakeholder terkait, kita akan buat portal call center untuk pengaduan masyarakat,” sambungnya.
Kemudian demi mendorong percepatan penyaluran KUR, pemerintah memberikan subsidi bunga KUR untuk masing-masing jenis KUR. Untuk KUR Super Mikro sebesar 13 persen. Kemudian KUR Mikro sebesar 10,5 persen, KUR Kecil sebesar 5,5 persen dan KUR Penempatan TKI sebesar 14 persen.
Sementara itu jika dilihat dari sisi penyalur KUR, bank terbesar yang menjadi agen penyalur per 5 November 2021 adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar Rp158,61 triliun dengan jumlah debitur mencapai 5,4 juta.
Kemudian PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp32,02 triliun dengan jumlah debitur 328.008 debitur.
Selanjutnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) sebesar Rp25,33 triliun dengan jumlah debitur 251.605.
Sedangkan penyaluran KUR melalui koperasi baru dilakukan kepada tiga koperasi yaitu Kospin Jasa sebesar Rp75,76 miliar kepada 2.253 anggota. Kemudian Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Guna Prima Dana sebesar Rp15 miliar kepada 427 anggota dan KSP Kopdit Obor Mas sebesar Rp16,05 miliar yang disalurkan kepada 461 anggota koperasi.
“Untuk penyaluran KUR Syariah terbesar melalui Bank hasil merger dari tiga bank syariah BUMN yaitu Bank Syariah Indonesia sebesar Rp11,64 triliun kepada 232.215 debitur,” pungkas dia.