Marketnews.id Meskipun mengalami penurunan pendapatan usaha sebesar 13,1 persen sepanjang kuartal ketiga tahun ini, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) tetap mampu meraih laba bersih sebesar Rp 17,02 miliar atau meningkat 10,6 persen dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu.
Efisiensi jadi kata kunci buat perusahaan publik milik negara ini. Hingga kuartal ketiga, perseroan mampu menekan beban pokok dari Rp7,3 triliun menjadi Rp 6,27 triliun. Sedangkan beban usaha juga ditekan menjadi Rp 482 miliar dari sebelumnya Rp 549 miliar.
Hingga kuartal III-2021, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mampu mencatatkan kenaikan laba bersih 10,6% menjadi Rp17,02 miliar dari Rp15,38 miliar per kuartal III-2020. Padahal, selama enam bulan pertama tahun ini, perseroan mengalami penurunan pendapatan usaha.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, Senin, 1 Nopember 2021, pendapatan usaha ADHI selama sembilan bulan pertama 2021 hanya senilai Rp7,35 triliun atau mengalami penurunan 13,1% dibanding periode yang sama di 2020, yakni Rp8,46 triliun.
Namun demikian, pada tiga kuartal terakhir di 2021 jumlah beban pokok pendapatan ADHI hanya senilai Rp6,27 triliun atau lebih rendah dibanding per kuartal III-2020 yang sebesar Rp7,31triliun. Sehingga, laba bruto yang dicatatkan perseroan selama sembilan bulan pertama tahun ini menjadi Rp1,09 triliun.
Selain itu, ADHI juga mampu menekan beban usaha selama sembilan bulan pertama tahun ini menjadi Rp482,08 miliar dari Rp549,93 miliar pada periode yang sama di 2020.
Maka, laba usaha yang dibukukan ADHI per kuartal III-2021 menjadi Rp594,9 miliar atau lebih besar dibanding periode yang sama di 2020 senilai Rp582,07 miliar.
Adapun laba sebelum pajak yang dicatatkan ADHI per kuartal III-2021 sebesar Rp30,43 miliar atau lebih tinggi dibanding per kuartal III-2020, yakni Rp26,19 miliar.
Dengan jumlah beban pajak penghasilan (neto) per kuartal III-2021 yang sebesar Rp7,41 miliar, maka laba tahun berjalan yang dibukukan ADHI menjadi Rp23,1 miliar.
Sedangkan, besaran laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk per kuartal III-2021 senilai Rp17,02 miliar.
Hingga 30 September 2021, total liabilitas ADHI tercatat membengkak menjadi Rp35,16 triliun dari Rp32,52 triliun per 31 Desember 2020. Sedangkan, total ekuitas hingga akhir kuartal III-2021 tercatat meningkat menjadi Rp5,6 triliun dibanding posisi per akhir Desember 2020 yang sebesar Rp5,57 triliun.