Home / Korporasi / BUMN / IATA : Industri Penerbangan Global Masih Akan Mengalami Kerugian Hingga Tahun Depan

IATA : Industri Penerbangan Global Masih Akan Mengalami Kerugian Hingga Tahun Depan

Marketnews.id Keberhasilan Pemerintah dalam meminimalisir dampak pendemi Covid-19 sangat diharapkan oleh dunia usaha termasuk industri penerbangan dan turunannya. Dihentikannya sejumlah penerbangan komersial akibat pendemi sangat dirasakan oleh maskapai penerbangan yang berbuntut terjadi kerugian hingga pemutusan hubungan kerja sampai penutupan usaha maskapai. Menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), baru tahun 2023 industri penerbangan akan meraih keuntungan.

Industri penerbangan global diperkirakan akan merugi hampir USD12 miliar tahun depan, memangkas 78% kerugiannya pada tahun ini. Asosiasi Transportasi Udara Internasional ( AITA ) memproyeksikan operator penerbangan perlahan pulih dari pandemi Covid-19.


IATA – yang mewakili hampir 300 maskapai penerbangan yang mengoperasikan lebih dari 80% lalu lintas udara dunia – mengatakan kerugian industri pada tahun 2021 akan lebih buruk dari yang diperkirakan semula, dengan total USD51,8 miliar, melebihi perkiraan April lalu sebesar USD47,7 miliar.


Kerugian bersih pada tahun 2020 sebesar USD137,7 miliar, lebih dari USD126,4 miliar yang diperkirakan IATA awal tahun ini. Pernyataan IATA, Senin, 4 Oktober 2021 menyebutkan, total kerugian bersih industri akibat pandemi menjadi lebih dari USD200 miliar.


“Kita telah melewati titik terdalam dari krisis,” kata direktur jenderal IATA, Willie Walsh, dalam pertemuan tahunan kelompok tersebut, yang diadakan di Boston, pertemuan tahunan pertama sejak Juni 2019.

“Meskipun masalah serius tetap ada, jalan menuju pemulihan mulai terlihat,” imbuhnya, seperti dikutip CNBC .


IATA memperkirakan industri akan kembali mendapatkan keuntungan pada tahun 2023. Jumlah penumpang total akan meningkat menjadi 3,4 miliar orang tahun depan, dari 2,3 miliar tahun ini.


Menurut Walsh, pencabutan pembatasan perjalanan internasional yang terkait dengan pandemi akan memicu pemesanan. Namun demikian ia mengecam kurangnya keseragaman pedoman negara-negara tentang protokol keselamatan seperti pengujian Covid, pengecualian usia, dan metode untuk memvalidasi vaksinasi.

Check Also

BPS : Inflasi Bulan Desember 2024 Sebesar 0,44 Persen, Tahunan 1,57 Persen

MarketNews.id-Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan terjadi inflasi secara tahunan sebesar 1,57 persen dengan Indeks Harga …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *