Marketnews.id Hampir 90 persen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkena dampak pendemi Covid-19. Akibatnya, Pemerintah menurunkan target setoran dividen BUMN dari sekitar Rp 30- 35 triliun. Baru untuk tahun 2022, Pemerintah menargetkan setoran dividen menjadi Rp 35,6 triliun.
Meskipun begitu, BUMN Farmasi meraih pendapatan lebih di semester pertama tahun ini lantaran perseroan mendapatkan penugasan pelayanan pendemi Covid-19. Peningkatan pendapatan pada BUMN Farmasi sekitar 164 persen. Selain itu, pendapatan dari sektor telekomunikasi juga memberikan kontribusi besar baik sebelum Covid-19 maupun semasa pendemi ini.
Pandemi Covid-19 yang masih terjadi hingga saat ini berdampak pada kinerja perusahaan BUMN . Akibatnya setoran BUMN ke negara dalam bentuk pajak, dividen dan Penerima Negara Bukan Pajak ( PNBP ) diproyeksikan mengalami penurunan.
Menurut Menteri BUMN , Erick Thohir, estimasi pemasukan negara dari BUMN akan mencapai Rp 30 triliun-Rp35 triliun. Angka proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan semula sebesar Rp40 triliun.
Dikatakan bahwa hampir 90 persen BUMN terkena dampak pandemi sehingga pendapatannya mengalami penurunan yang pada akhirnya berimbas pada kontribusi ke negara.
“Paling tidak pada 2021 (kontribusi) sedikit lebih rendah atau stagnan dulu, tapi ke depan ada peningkatan. Kami targetkan tahun depan dividen berada di angka Rp35,6 triliun,” ujar Erick Thohir dalam keterangannya, Selasa, 28 September 2021.
Diakui Erick, bahwa target dividen BUMN ke negara tahun depan tetap masih rendah bila dibandingkan dengan kondisi sebelum Covid-19. Tercatat, sejak 2010-2019 total dividen yang dikontribusikan BUMN mencapai Rp377,8 triliun dan penerimaan pajak sebesar Rp1.518,7 triliun. Sementara, sepanjang 2020 kontribusi BUMN ke negara mencapai Rp375 triliun.
“Kontribusi itu (tahun 2020) terdiri dari pajak, dividen dan PNBP ,” pungkas Erick.