Marketnews.id Guna mewujudkan energi bersih, efisien dan hemat devisa, Pemerintah terus mengupayakan percepatan ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).
Menurut Rida Mulyana, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementrian ESDM, pemerintah telah mencanangkan Grand Strategi Energi Nasional. Program ini menargetkan jumlah kendaraan listrik pada 2030 mencapai 15 juta unit. Dengan rincian, 13 juta unit sepeda motor dan 2 juta unit untuk mobil listrik.
Diharapkan pada 2040 Seluruh penjualan roda dua akan berbasis kendaraan listrik. Sedangkan pada 2050 penjualan kendaraan roda empat sudah merupakan kendaraan listrik, ujar Rida, dalam konferensi virtual 5 Agustus 2021.
Benarkah konsumen kendaraan di Indonesia sudah siap dengan kendaraan listrik. Selain harga kendaraan listrik masih mahal dengan berbagai keterbatasan saat ini, pabrikan kendaraan bermotor saat ini juga belum rela bila harus hijrah ke mobil listrik. Selain itu, ada beberapa faktor yang membuat pabrikan belum siap betul untuk merubah seluruh produk nya ke mobil listrik.
Memang, pemerintah masih memerlukan waktu untuk mewujudkan rencana tersebut. Setidaknya diperlukan waktu 10 tahun hingga 30 tahun ke depan, kendaraan listrik baru menjadi kendaraan standar masyarakat Indonesia. Tentunya dengan catatan harganya murah dan sesuai serta memiliki fasilitas purna jual yang mumpuni dan tersebar merata.
Diperlukan masa transisi dan kesiapan seluruh pelaku usaha kendaraan konvensional saat ini untuk beradaptasi dengan kendaraan listrik termasuk sumber daya manusia yang tentunya juga perlu ditambah dengan ketrampilan teknis kendaraan listrik.
Meskipun belakangan ini beberapa produsen kendaraan listrik sudah mulai masuk Indonesia, tapi masih banyak kendala dari kendaraan listrik. Mulai dari harga yang masih tinggi untuk ukuran masyarakat kebanyakan. Kemampuan jarak tempuh dan durasi baterai masih sangat terbatas. Melihat fakta ini, tampaknya kendaraan listrik belum dalam waktu dekat dapat memenuhi keinginan konsumen Indonesia dari sisi harga maupun kualitas jarak tempuh dan kemampuan baterai yang tahan lama.
PT Yuasa Indonesia sebagai salah satu produsen Batterai terbesar di Indonesia masih melihat situasi dan arahan dari pabrikan kendaraan bermotor yang ada saat ini. Menurut Wandi Wanandi, Vice Presiden PT Yuasa Battery Indonesia, kantor pusatnya di Jepang sudah mempersiapkan diri bila ke depan perusahaan dituntut untuk mengikuti permintaan pasar akan baterai listrik buat kendaraan listrik. Sebagai produsen baterai terbesar di Indonesia, tentunya kami akan mengikuti permintaan pasar, ujar Wandi Wanandi.
Seperti diketahui PT Yuasa Indonesia telah melayani pelanggan kendaraan bermotor sejak tahun 1975. Pengalaman panjang yang dimiliki perseroan juga sudah memberikan banyak manfaat buat karyawan, pelanggan hingga pemerintah dalam bentuk penjual ekspor yang terus meningkat.
PT Yuasa Indonesia saat ini menguasai pasar baterai buat kendaraan motor roda dua sebesar 45 persen dan 25 persen buat pasar baterai kendaraan mobil. Selain Memenuhi permintaan dari dalam negeri, PT Yuasa Battery Indonesia juga melakukan ekspor ke lima benua di seluruh dunia selain ekspor buat perusahaan induk di Jepang.
Menurut Wandi Wanandi. Pihak Yuasa Jepang saat ini sudah siap dan telah lama mempersiapkan baterai buat kendaraan listrik. Saat ini perusahaan masih fokus pada pemenuhan konsumen baterai konvensional. Dimana, sebelum pemdemi Covid-19, perusahaan mampu tumbuh di atas 10 persen per tahunnya. Saat ini, kinerja perseroan juga sudah mulai kembali seperti sebelum pemdemi. Perusahaan berharap, di kuartal ketiga dan keempat tahun ini ekonomi kembali bangkit seperti kuartal kedua. Dan perseroan optimistik pasar baterai kembali dapat tumbuh bersama tumbuhnya perekonomian, pungkas Wandi Wanandi, vice presiden PT Yuasa Battery Indonesia.