Home / Otoritas / Bursa Efek Indonesia / Pefindo Kasih Rating “idA” Buat PT J Resources Asia Pasifik Tbk Dengan Prospek Stabil

Pefindo Kasih Rating “idA” Buat PT J Resources Asia Pasifik Tbk Dengan Prospek Stabil

Marketnews.id PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) berencana akan menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I sebesar maksimum Rp3 triliun. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan rating “idA” dengan prospek stabil. Pada 10 Agustus mendatang, perusahaan ini memiliki obligasi berkelanjutan I tahap V seri A senilai Rp 335 miliar yang akan jatuh tempo.

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat “idA” untuk PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) dan Obligasi Berkelanjutan I sebesar maksimum Rp3,0 triliun. Prospek untuk peringkat Perusahaan adalah “stabil”. Pefindo juga menegaskan peringkat “idA” untuk Obligasi Berkelanjutan I Tahap V Seri A senilai Rp335 miliar yang akan jatuh tempo pada 10 Agustus 2021.


“PSAB berencana untuk membiayai kembali Obligasi yang jatuh tempo tersebut, atau PSAB akan menggunakan kombinasi dari kas internal dan pendanaan eksternal lainnya untuk melunasi Obligasi tersebut,” kata Analis Pefindo, Kresna Piet Wiryawan, dalam keterangan tertulis, Senin (14/6).


Obligor dengan peringkat idA memiliki kemampuan yang kuat dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi dibandingkan obligor dengan peringkat lebih tinggi.


Efek utang dengan peringkat idA mengindikasikan bahwa kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, dibandingkan dengan emiten lainnya di Indonesia, adalah kuat. “Walaupun demikian, kemampuan emiten mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi, dibandingkan dengan emiten yang peringkatnya lebih tinggi,” ujar Kresna.


Peringkat tersebut mencerminkan sumber daya dan cadangan tambang Perusahaan yang cukup besar, ekspektasi terhadap biaya tunai produksi (cash cost) yang rendah, dan permintaan emas yang tinggi. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh struktur permodalan Perusahaan yang agresif, eksposur terhadap fluktuasi harga emas dan cuaca yang tidak menguntungkan, serta risiko terkait pengembangan tambang yang belum menghasilkan.


Peringkat dapat dinaikkan jika PSAB memperbaiki struktur permodalan, yang diindikasikan dengan rasio utang terhadap EBITDA dibawah 2 kali secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan marjin profitabilitas dan biaya tunai yang rendah. Peningkatan tersebut juga harus disertai oleh kenaikan sumber daya tambang dan volume produksi Perusahaan.


Peringkat dapat diturunkan jika Perusahaan menunda konstruksi proyek Doup sehingga dapat menyebabkan menurunnya volume produksi Perusahaan secara signifikan dibandingkan dengan proyeksi. Peringkat juga dapat diturunkan apabila Perusahaan secara agresif membiayai ekspansi usahanya dengan utang yang lebih besar dari proyeksi tanpa dikompensasi dengan pendapatan dan/atau EBITDA yang lebih besar.


“Penurunan signifikan pada harga emas juga dapat menyebabkan penurunan peringkat karena dapat memberikan dampak negatif kepada profil keuangan Perusahaan,” tutup Kresna.


PSAB didirikan pada tahun 2002 dengan nama PT Pelita Sejahtera Abadi dan memulai operasi tambang pada tahun 2012 setelah mengakuisisi aset dari Avocet Mining. Operasi Perusahaan meliputi eksplorasi, pertambangan, dan pemrosesan emas.

Perusahaan mempunyai aset pertambangan yang terdiversifikasi di Indonesia dan Malaysia. Per tanggal 31 Desember 2020, pemegang saham Perusahaan adalah Jimmy Budiarto (92,50%), Sanjaya J (0.02%), dan publik (7.48%).

Check Also

Nusantara Infrastructure (META) Raih Laba Bersih Rp 331 Miliar, Naik 240 Persen Di 2024

MarketNews.id–  Nusantara Infrastructure (META), mengalami penyusutan pendapatan konsolidasi turun sedalam  68 persen secara tahunan menjadi …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *