Marketnews.id Secara umum sepekan Perdagangan saham relatif stabil mengarah pada pelemahan. Rata rata transaksi harian mengalami penurunan signifikan. Keputusan pemerintah yang melarang mudik lokal menjadi sentimen negatif yang menekan pergerakan indeks. Sementara itu menguatnya indeks di bursa Wall Street seiring solidnya data klaim pengangguran mingguan sempat menjadi sentimen positif yang membawa indeks ke zona hijau.
Pada pekan pertama perdagangan bulan ini, atau periode 3-7 Mei 2021, rata-rata nilai transaksi harian Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalami penurunan hingga 8,01 persen menjadi Rp9,01 triliun dari Rp9,8 triliun per hari pada sepekan sebelumnya.
Berdasarkan data perdagangan BEI yang dikutip di Jakarta, Minggu (9/5), pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) selama sepekan terakhir juga tercatat mengalami penurunan sebesar 1,12 persen ke level 5.928 dari penutupan sepekan sebelumnya, yakni 5.995.
Nilai kapitalisasi pasar di BEI tercatat menyusut 1,1 persen menjadi Rp7.017,99 triliun dari Rp7.096,12 triliun pada akhir pekan sebelumnya. Namun, rata-rata frekuensi transaksi harian meningkat 8,12 persen menjadi 979,22 ribu kali dari 905,67 kali pada pekan sebelumnya.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian di BEI selama sepekan tercatat meningkat sebesar 2,85 persen menjadi 15,08 miliar saham dari sebanyak 14,66 miliar saham per hari.
Pada perdagangan Jumat (7/5), investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp146,56 miliar, sedangkan sepanjang tahun ini investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp9,35 triliun.
Pekan ini (5/5), BEI menerima pencatatan perdana saham PT Lima Dua Lima Tiga Tbk (LUCY) di Papan Akselerasi, dengan nilai emisi Rp33,75 miliar. Sehingga, sampai akhir pekan ini sudah ada 16 emiten baru yang mencatatkan saham di BEI.
Selain itu, BEI juga menerima pencatatan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahap IV-2021 yang diterbitkan PT Mora Telematika Indonesia, dengan nilai nominal sebesar Rp500 miliar.
Hingga akhir pekan ini, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang sudah tercatat di BEI sepanjang 2021 sebanyak 29 emisi dari 23 emiten senilai Rp33,43 triliun.
Sedangkan total keseluruhan emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI mencapai 481 emisi, dengan nilai outstanding Rp436,29 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan 128 emiten.
Adapun Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 146 seri, dengan nilai nominal mencapai Rp4.242,05 triliun dan USD400 juta. Sedangkan Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak sebelas emisi senilai Rp6,8 triliun.