Marketnews.id Meskipun sepanjang kuartal pertama tahun ini PT Gudang Garam Tbk mampu meningkatkan jumlah pendapatan. Namun, laba yang berhasil diraih justru menurun dari Rp 2,45 triliun pada kuartal I 2020 menjadi Rp 1,75 triliun di kuartal I 2021. Penurunan laba ini diantaranya disebabkan meningkatnya beban pokok penjualan.
Selama tiga bulan pertama tahun ini, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mengalami penurunan laba bersih menjadi Rp1,75 triliun dari Rp2,45 triliun di kuartal I-2020. Padahal, selama kuartal II-2020, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi Rp29,75 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan GGRM (unaudited) yang dipublikasikan di Jakarta, Jumat (30/4), perseroan mampu mencatatkan pendapatan Rp29,75 triliun atau mengalami peningkatan dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp27,26 triliun.
Namun, selama tiga bulan pertama tahun ini jumlah beban pokok penjualan yang dicatatkan GGRM meningkat menjadi Rp25,84 triliun dari Rp22,32 triliun di kuartal I-2020. Sehingga, laba bruto GGRM di kuartal I-2021 tercatat menurun menjadi Rp3,91 triliun dari Rp4,94 triliun pada periode yang sama di 2020.
Pada pos beban usaha, GGRM mengalami kenaikan jumlah beban di kuartal I-2021 menjadi Rp1,79 triliun dari Rp1,7 triliun pada kuartal I-2020. Sehingga, laba usaha perseroan selama tiga bulan pertama tahun ini tercatat Rp2,26 triliun atau lebih rendah dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp3,34 triliun.
Dengan jumlah beban bunga di kuartal I-2021 sebesar Rp29,36 miliar, maka laba sebelum pajak GGRM tercatat Rp2,23 triliun. Adapun beban pajak penghasilan di kuartal I-2021 tercatat senilai Rp482,83 miliar.
Dengan demikian, jumlah laba bersih GGRM di kuartal I-2021 tercatat sebesar Rp1,75 triliun. Sementara itu, laba per saham dasar GGRM per akhir Maret 2021 tercatat senilai Rp908 per lembar atau lebih rendah dibanding posisi per akhir Maret 2020, yakni Rp1.272 per saham.
Per 31 Maret 2021, total liabilitas GGRM menurun menjadi Rp19,56 triliun dari Rp19,67 triliun per 31 Desember 2020. Sedangkan, total ekuitas hingga akhir Maret 2021 mengalami kenaikan menjadi Rp60,27 triliun dari posisi per akhir Desember 2020, yakni Rp58,52 triliun.