Home / Korporasi / BUMN / PT Bukit Asam Kerjasama Dengan Pertamina Garap Hilirisasi Batubara Senilai USD 2,1 Miliar

PT Bukit Asam Kerjasama Dengan Pertamina Garap Hilirisasi Batubara Senilai USD 2,1 Miliar

Marketnews.id Upaya pemerintah untuk melakukan hilirisasi batubara sudah dimulai dengan ditandatanganinya kerjasama antar PT Bukit Asam Tbk dengan PT Pertamina Persero. Proyek kerjasama ini diharapkan dapat berproduksi pada 2024 mendatang dengan menghasilkan produk dimethyl Ether (DME) sebagai pengganti LPG yang saat ini sudah impor sebesar 5,73 ton atau setara dengan 75 persen kebutuhan LPG domestik sebesar 7,64 juta ton.

Emiten pertambangan batu bara, PT Bukit Asam Tbk., telah resmi meneken kerja sama dengan PT Pertamina (Persero) dan Air Products and Chemicals Inc untuk menggarap proyek gasifikasi batubara.

Adapun, ketiga pihak tersebut melakukan penandatanganan pada Kamis (10/12/2020) malam, yang juga disaksikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Kesepakatan tersebut mencakup perjanjian prinsip yang akan ditetapkan dan berlaku ke semua pihak (PTBA, Pertamina, dan Air Products).

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan, msejak kesepakatan ditandatangani pada 2018, ketiga pihak telah menindaklanjuti dengan sejumlah diskusi dan studi sehingga dapat mencapai kesepakatan saat ini.


“Diharapkan ini dapat menjadi awal yang bagus untuk ketahanan energi dan dapat mendorong perusahaan lain untuk melakukan hal yang sama dalam mendukung strategi pemerintah,” ujar Arviyan seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (11/12/2020).

Untuk diketahui, emiten berkode saham PTBA itu akan membangun pabrik pemrosesan batu bara menjadi dimethyl ether (DME) dengan Air Products dan Pertamina yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.

Persiapan konstruksi proyek hilirisasi direncanakan dimulai pada pertengahan 2021 dan target operasi pada kuartal II/2024. Total investasi proyek itu mencapai US$2,1 miliar yang akan ditanggung sepenuhnya oleh Air Product. Adapun PTBA menjadi pemasok kebutuhan batu bara dan Pertamina akan bertindak sebagai pembeli produk DME.


Dengan demikian, PTBA tidak akan menanggung beban risiko finansial dan konstruksi. 

Pabrik penghiliran batubara tersebut akan mengolah sebanyak 6 juta ton batubara per tahun dan diproses menjadi 1,4 juta ton DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG.

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan, pengembangan DME ini dapat mensubstitusi LPG untuk pengguna rumah tangga sehingga dapat mengurangi impor LPG yang saat ini mencapai lebih dari 70 persen.


“Ini adalah salah satu milestone hilirisasi batubara nasional, khususnya dalam pengembangan DME. Ke depannya, diharapkan teknologi yang digunakan efisien dan menghasilkan produk DME yang kompetitif dengan LPG,” ungkap Arifin.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina  Nicke Widyawati mengatakan, kerjasama ini sejalan dengan strategi pemerintah untuk memanfaatkan surplus batubara yang cadangannya mencukupi untuk 60 tahun ke depan, sekaligus untuk membantu mengurangi defisit neraca perdagangan.

“Bagi Pertamina, dengan infrastruktur hilir yang dimiliki saat ini dan tidak banyaknya modifikasi teknis, maka kami optimis program konversi ini akan berhasil dijalankan,” ujar Nicke.

CEO Air Product Inc. Seifi Ghasemi mengatakan bahwa pihaknya bangga dapat menjalankan kesepakatan ini untuk membangun fasilitas konversi batubara ke DME. 

“Kami percaya Indonesia di masa depan akan menjadi negara yang besar dan kami siap bekerjasama dan berinvestasi di Indonesia,” papar Ghasemi

Check Also

Manajemen Pun Ragu WSKT Mampu Tunaikan Kewajiban Rp82,1 Triliun

MarketNews.id- PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mencatatkan kewajiban sebesar Rp82,107 triliun pada akhir Juni 2024. …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *