Home / Korporasi / BUMN / Bank BNI Kasih Pinjaman Rp2 Triliun Buat PT Waskita Karya Bayar Utang

Bank BNI Kasih Pinjaman Rp2 Triliun Buat PT Waskita Karya Bayar Utang

Marketnews.id Sinergi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah lama berlangsung harmonis. Kali ini, dibuktikan dengan pemberian pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) kepada PT Waskita Karya Tbk. Pinjaman sebesar Rp 2 triliun tersebut langsung digunakan untuk melunasi obligasi perseroan yang jatuh tempo di awal Oktober ini.

PT Waskita Karya Tbk (WSKT), meraih pinjaman sebesar Rp 2 triliun dari PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Pinjaman ini digunakan perseroan untuk melunasi obligasi jatuh tempo.


Pinjaman tunai bertenor enam bulan tersebut diraih perseroan pada 2 Oktober 2020 dengan tingkat bunga 9,5%. “Transaksi yang dilakukan merupakan transaksi afiliasi, karena perseroan dengan BNI merupakan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) dengan kepemilikan pemerintah sebesar 60,3% pada perseroan dan 60% di BNI,” ungkap manajemen Waskita Karya dalam keterangan resmi, Rabu (7/10).


Perseroan menggunakan pinjaman tersebut untuk melunasi obligasi yang jatuh tempo pada 6 Oktober 2020. Selanjutnya obligasi yang jatuh tempo pada 16 Oktober 2020. Dengan adanya pinjaman ini, Waskita berharap kinerja perusahaan bisa berjalan maksimal.


Obligasi Waskita yang jatuh tempo pada 6 Oktober adalah obligasi berkelanjutan III tahap I tahun 2017 Seri A sebesar Rp 1,37 triliun. Obligasi bertenor tiga tahun itu memiliki tingkat bunga 8%. Lembaga pemeringkat efek, Fitch Ratings menyematkan peringkat B- untuk obligasi tersebut.


Adapun obligasi Waskita yang jatuh tempo pada 16 Oktober adalah obligasi berkelanjutan I tahap II tahun 2015 senilai Rp 1,15 triliun. Surat utang bertenor lima tahun tersebut berbunga 11,1%. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat BBB+ untuk obligasi ini.


Sebelumnya, Senior Vice President Corporate Secretary Waskita Karya Ratna Ningrum mengatakan, dana pelunasan pokok obligasi bersumber dari kas internal dan fasilitas perbankan. Ratna menegaskan, pembayaran obligasi jatuh tempo merupakan komitmen Waskita dan bagian dari strategi penyediaan likuiditas yang telah direncanakan.


Seperti diketahui, pada 19 Agustus 2020, Fitch Ratings menurunkan peringkat nasional jangka panjang Waskita dari semula BBB+ menjadi B. Penurunan peringkat tersebut lebih disebabkan adanya sentimen negatif Fitch atas risiko likuiditas dan minimnya dukungan lembaga keuangan dan pemerintah di tengah kondisi pandemi Covid-19.


Waskita menyatakan akan terus meningkatkan kemampuan likuiditas melalui percepatan penerimaan piutang termin proyek konstruksi, baik yang dikerjakan dengan skema pembayaran turnkey atau progress payment.

Per 31 Agustus 2020, Waskita telah menerima pembayaran proyek turnkey sebesar Rp 7 triliun dan skema progress payment sebesar Rp 6,5 triliun.
Selain itu, untuk mempertahankan kinerja, Waskita terus berupaya mengejar target perolehan nilai kontrak baru dengan target sebesar Rp 27 triliun pada 2020.

Sampai dengan kuartal III-2020, Waskita telah mencatatkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 11,7 Triliun dengan kontribusi terbesar berasal dari proyek infrastruktur seperti jalan tol, bendungan, dan irigasi.


Hingga September 2020, Waskita mengantongi kontrak baru senilai Rp 9,6 triliun. Kontrak baru ini paling banyak berasal dari kontrak pelaksanaan pembangunan tiga proyek infrastruktur pengairan sebesar Rp 1,08 triliun. Perseroan ditunjuk menjadi kontraktor pelaksanaan pembangunan Bendungan Way Sekampung paket IV, proyek Bendungan Jragung Paket I, dan Pembangunan Sewerage Jambi B2.

Check Also

Chandra Asri Pacific (TPIA) Terus Perkuat Chandra Daya Investasi (CDI) Jelang IPO

MarketNews.id- Chandra Asri Pacific (TPIA), milik Prajogo Pangestu terpantau kian getol meningkatkan aset Chandra  Daya …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *