Marketnews.id Bisnis transportasi, termasuk salah satu sektor bisnis yang terpapar langsung dengan adanya pendemi Covid-19. PT Steady Safe Tbk, sebagai perusahaan penyedia jasa transportasi merasakan langsung akibat adanya pendemi ini. Kebijakan pembatasan unit operasional saat penerapan PSBB, berpengaruh terhadap pendapatan operasional di semester pertama 2020.
PT Steady Safe Tbk (SAFE), meraih pendapatan sebesar Rp 71,31 miliar sepanjang semester pertama tahun ini. Capaian tersebut turun 9,20% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 78,54 miliar.
Berdasar laporan keuangan semester I-2020 SAFE, seluruh pendapatan diperoleh dari operasional kendaraan busway . Sementara itu, Steady Safe juga mencatat kenaikan pada beban pendapatan dari semula Rp 52,18 miliar menjadi Rp 53,67 miliar pada paruh pertama tahun ini.
Sehingga, Steady Safe memperoleh laba bruto sebesar Rp 17,64 miliar atau merosot 33,08% dari laba kotor periode yang sama tahun sebelumnya Rp 26,36 miliar.
bperseroan juga melesat 30,70% menjadi Rp 7,79 miliar ketimbang periode semester I-2019 hanya tercatat Rp 5,96 miliar. Sementara dengan beban keuangan yang mencapai Rp 20,09 miliar pada semester pertama tahun ini atau naik 2,97% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 19,51 miliar.
Akibatnya, SAFE menanggung rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas induk sebesar Rp 10,71 miliar. Padahal pada semester I-2019 emiten ini masih memperoleh laba bersih Rp 468 juta.
Efris Indria Y.A, Sekretaris Steady Safe mengatakan, pembatasan unit operasional hingga 40% saat penerapan PSBB berpengaruh terhadap pendapatan operasional pada semester pertama 2020. Guna mengatasi dampak pandemi Covid-19, SAFE akan menjadwal ulang pembayaran bunga dan cicilan pokok atas kewajiban serta melakukan efisiensi dari segala sisi.
“Kami melakukan penundaan pembayaran cicilan pokok dan telah disetujui oleh kreditur dan kondisi ini sudah berjalan selama beberapa bulan terakhir,” kata Efris dalam keterbukaan informasi, Jumat 4/9.