Marketnews.id Rasa syukur atas kelahiran pasar modal Indonesia tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Di tengah pendemi Covid-19, pasar modal Indonesia sebagai salah satu tempat melakukan investasi dan tempat mendapatkan modal usaha memperlihatkan kinerja yang membanggakan insan pasar modal.
Betapa tidak, sejak pasar modal terpapar Covid-19 pada pertengahan Maret 2020, Indeks saham sempat tersungkur di posisi 3.973 pada 24 Maret 2020. Dan berhasil kembali meningkat menjadi 5.143 pada akhir pekan lalu. Hikmah dibalik pendemi Covid-19, jumlah investor lokal justru meningkat secara signifikan dan jumlah emiten barupun meningkat hingga 35 emiten baru. Suatu prestasi tersendiri disaat pasar terpapar Covid-19.
Kinerja pasar modal Indonesia tetap mencatatkan perkembangan yang positif meski di tengah hantaman pandemi wabah virus korona, khususnya dalam hal penambahan jumlah investor yang hingga Juli 2020 yang tumbuh 21,66% dibanding tahun lalu.
Menurut Inarno Djajadi, Dirut PT BEI, Senin (10/8), jumlah investor pasar modal per 30 Juli 2020 tepatnya mencapai 3.022.366 investor. Jumlah ini tumbuh 21,66% dibanding tahun 2019 yang mencapai 2.484354 investor.
Dari jumlah tersebut, 42% di antaranya merupakan investor saham, investor reksa dana mencapai 2.315.635 investor atau meningkat 30,50%, 1.774.493 investor. Tahun lalu, jumlah investor reksa dana tumbuh 78,25% dibanding tahun 2018 yang mencapai 955.510 investor.
Tahun 2018, jumlah investor tumbuh 59,91% dibanding tahun 2017 yang mencapai 622.545 investor. Lalu, untuk jumlah investor surat berharga negara per 30 Juli 2020 mencapai 382.972 investor. Jumlah ini meningkat 21,09% dibanding tahun 2019 yang mencapai 312.263 investor.
Tak hanya dari sisi jumlah investor, menurut data BEI, rerata transaksi harian investor ritel saham yang melakukan transaksi sejak Maret sampai dengan Juli 2020 – atau bertepatan dengan periode awal wabah corona di Indonesia – juga meningkat, dari 51 ribu pada Maret menjadi 93 ribu transaksi pada Juli. Angka investor ritel yang bertransaksi di bulan Juli tersebut berada di atas rata-rata investor aktif ritel sejak awal tahun 2020 yang sebanyak 65 ribu investor ritel.
Sementara dari sisi suplai, tambah Inarno, hingga 10 Agustus 2020, BEI berhasil mencatatkan 35 saham baru dan sekaligus merupakan yang tertinggi di antara bursa di ASEAN.
Selain itu, berdasarkan data dari World Federation of Exchanges, sampai dengan Juni 2020, 45 produk Exchange Traded Fund (ETF) di BEI juga merupakan jumlah ETF tertinggi di ASEAN. Malaysia 18 ETF, 17 ETF di Thailand, 6 ETF di Singapura, dan 1 ETF di Filipina (kategori ETF berbasis indeks lokal).
Memperhatikan pertumbuhan sisi suplai di BEI sampai dengan 10 Agustus 2020, secara total terdapat 44 pencatatan Efek baru yang terdiri dari saham, obligasi, dan efek lainnya dari target 46 Pencatatan efek baru di tahun 2020.
Sementara dari sisi aktivitas perdagangan di BEI, tercatat rata-rata nilai transaksi harian ( RNTH ) mencapai Rp7,67 triliun/hari sampai dengan periode Juli-2020, dengan total rata-rata frekuensi dan volume transaksi perdagangan masing-masing mencapai 537 ribu kali dan 7,91 miliar lembar saham. Catatan itu juga merupakan yang tertinggi di ASEAN.