Marketnews.id PT Bukit Asam Tbk, mengeluarkan hampir semua laba bersihnya sebagai dividen buat pemegang saham. Dari Rp 4,1 triliun laba bersih, dikeluarkan sebesar Rp 3,65 triliun atau sekitar 90 persen dari laba yg diraih. Karena perusahaan ini milik negara, maka Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang paling banyak mendapat dividen. Untuk tahun ini manajemen membidik produksi batubara hingga 30 ton.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bukit Asam Tbk (PTBA), akhirnya menyetujui sebesar 90 persen dari laba bersih tahun 2019 atau setara dengan Rp3,65 triliun dibagikan sebagai dividen tunai.
Selain itu RUPS juga menyetujui Laporan Tahunan Direksi mengenai Keadaan dan Jalannya Perseroan Selama Tahun Buku 2019, serta disahkannya Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2019.
Hasil RUPS menyebutkan bahwa ada perubahan susunan pengurus PTBA, di antaranya mengangkat Hadis Surya Palapa sebagai Direktur Operasi dan Produksi menggantikan Suryo Eko Hadianto.
RUPS juga menyetujui pengangkatan E Piterdono HZ, Carlo Brix Tewu dan Irwandy Arif sebagai komisaris menggantikan Robert Heri, Taufik Madjid dan Soenggoel Pardamean Sitorus. Sedangkan, Andi Pahril Pawi diangkat menjadi komisaris independen menggantikan Heru Setyobudi Suprayogo.
Bagaimanakah rencana perseroan disaat pendemi Covid-19 masih berlangsung hingga saat ini. Adakah perubahan proyeksi usaha. PT BA menargetkan produksi batubara di sepanjang tahun ini mencapai 30,3 juta ton atau bertumbuh 4 persen dari realisasi di 2019 yang sebanyak 29,1 juta ton.
Target produksi tersebut disampaikan Corporate Secretary PTBA, Hadis Surya Palapa dalam keterangan resmi perseroan di Jakarta, Rabu (10/6). “Target angkutan di 2020 menjadi 27,5 juta ton atau meningkat 13 persen dari realisasi angkutan kereta api di 2019 sebesar 24,2 juta ton,” kata Hadis.
Sementara itu, lanjut dia, PTBA menargetkan volume penjualan batubara di 2020 menjadi 29,9 juta ton atau bertumbuh 8 persen dari realisasi penjualan batubara pada 2019 sebanyak 24,7 juta ton. Penjualan batubara domestik pada 2020 ditarget sebanyak 21,7 juta ton, sedangkan untuk ekspor sebanyak 8,3 juta ton.
Lebih jauh Hadis mengungkapkan, sebagai upaya pengembangan usaha hilirisasi atau pengolahan batubara, PTBA bersama para mitra strategis (potential offtaker, potential investor dan pemilik teknologi gasifikasi batubara) telah menandatangani sejumlah dokumen perjanjian kerjasama pada 2019.
Kemudian, pada 2020 dilanjutkan dengan tahap rancangan enjiniring lebih detil untuk persiapan pembangunan pabrik Coal To Chemicals, setelah seluruh persyaratan prakonstruksi terpenuhi. “Pabrik ini ditargetkan mulai berproduksi komersial pada tahun 2025 dengan konsumsi batubara sekitar enam juta ton per tahun selama minimal 20 tahun,” ucap Hadis.